REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok Taliban mengapresiasi keputusan Pemerintah Afghanistan membebaskan hampir 900 narapidana Taliban dari berbagai penjara dalam rangka Idul Fitri. Apresiasi tersebut sangat jarang diberikan kepada Pemerintah Afghanistan.
“Memberikan hak kebebasan kembali kepada para narapidana adalah langkah yang baik, kami berharap semua warga negara itu dibebaskan seperti juga mereka yang ditangkap atau ditahan selama bertahun-tahun karena informasi intelijen atau laporan yang salah,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahed pada Selasa (11/6), dikutip laman Anadolu Agency.
Penasihat Keamanan Nasional Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Hamdullah Mohib, mengatakan keputusan membebaskan 887 narapidana Taliban sejalan dengan tuntutan perwakilan rakyat di Loya Jirga (pertemuan konsultasi besar) untuk perdamaian pada April.
Taliban diketahui menolak menjalin perundingan perdamaian dengan perwakilan pemerintahan Ashraf Ghani. Sebab mereka menilai, pemerintahan saat ini adalah boneka. Taliban menganggap musuh sebenarnya yang mereka hadapi adalah Amerika Serikat (AS).
Oleh sebab itu, Taliban lebih memilih melakukan perundingan dengan utusan atau perwakilan AS. Proses perundingan telah berlangsung sebanyak beberapa putaran. Namun belum ada hasil signifikan yang tercapai guna mengakhiri konflik di Afghanistan.