REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Venezuela menambah uang kertas nominal baru untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari setahun, Rabu (12/6) waktu setempat. Bank sentral Venezuela menyatakan tujuannya meningkatkan ketersediaan uang tunai pascahiperinflasi sejak Agustus 2018.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro sempat memotong lima angka nol dari mata uang Venezuela pada tahun lalu. Tindakan itu awalnya bertujuan memudahkan alur uang tunai yang menekan ekonomi akibat debit dan kartu kredit.
Uang dengan nominal dari 10 ribu, 20 ribu dan 50 ribu bolivar yang didenominasi akan mulai diedarkan pada Kamis ini. "Agar sistem pembayaran lebih efisien dan memfasilitasi transaksi komersil," tulis pernyataan resmi Bank Sentral Venezuela.
Nilai uang paling tinggi diperkirakan senilai delapan dolar AS dimana lebih tinggi dari penghasilan minimum warga Venezuela per bulan, yakni 40 ribu bolivars.
Tingkat inflasi pada Mei mencapai 815 ribu persen. Angka ini lebih rendah usai berada di titik tertinggi 1,7 juta persen awal tahun ini. Maduro menyalahkan negara anggota OPEC yang takut terhadap sanksi Amerika Serikat. Maduro memang mendapat perlawanan sengit dari Amerika supaya lengser.