REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO CITY -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador akan menjual pesawat kepresidenan dan menggunakan uang dari hasil penjualan tersebut untuk membantu masyarakat miskin. Selain itu, keuntungan penjualan pesawat juga digunakan untuk mendanai upaya dalam mengatasi migrasi ilegal.
Obrador memperkirakan, harga jual Boeing 787 Dreamliner tersebut mencapai 150 juta dolar AS. Selama masa kampanye pada 2018, Obrador telah berjanji untuk menjual pesawat kepresidenan yang awalnya dibeli dengan harga 218 juta dolar AS.
Pesawat kepresidenan tersebut dibeli pada 2016 dan diberi nama Jose Maria Morelos y Pavon, tokoh pejuang kemerdekaan Meksiko. Nantinya, Obrador akan menggunakan pesawat komersial dalam menjalankan tugas kenegaraan. Selain itu, Meksiko juga akan menjual 60 pesawat milik pemerintah dan 70 helikopter.
"Tentang berapa biaya rencana ini, saya katakan, kami memiliki anggaran. (Anggaran) itu berasal dari penjualan pesawat kepresidenan," ujar Obrador dilansir BBC, Kamis (13/6).
Di media sosial, sejumlah warga Meksiko mengkritik keputusan presiden tentang rencana penjualan pesawat itu. Mereka mengutuk gagasan itu karena dana pembelian pesawat dibayar oleh pajak, sedangkan hasil penjualan pesawat akan digunakan untuk migran non-Meksiko.
Sementara itu, sebagian lainnya menyuarakan fakta bahwa pesawat belum terjual dalam enam bulan terakhir. Mereka berpendapat, tidak mungkin untuk menemukan pembeli dalam 45 hari ke depan, yang bertepatan dengan berakhirnya kesepakatan tarif AS-Meksiko berakhir.
Meksiko mengerahkan enam ribu personel Garda Nasional ke perbatasan sebelah selatan, yang berbatasan dengan Guatemala. Pengerahan pasukan itu untuk membendung arus migran ilegal.
Meksiko dan AS mencapai kesepakatan untuk mengindari tarif impor dengan imbalan bahwa Meksiko harus melakukan upaya dalam membendung arus migrasi dari Amerika Tengah ke AS.