Selasa 28 May 2019 17:57 WIB

Pasukan Israel Tangkap 17 Warga Palestina di Tepi Barat

Israel menuduh warga Palestina terkait tindakan teror.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Perempuan Palestina berlari membawa bendera Palestina untuk menghindari serangan gas air mata yang dilancarkan tentara Israel.
Foto: aljazeera
Perempuan Palestina berlari membawa bendera Palestina untuk menghindari serangan gas air mata yang dilancarkan tentara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pasukan Israel dilaporkan menangkap 17 warga Palestina dalam serangan di Tepi Barat yang diduduki pada Senin (27/5) malam hingga Selasa dini hari. Hal itu disampaikan oleh militer Israel pada Selasa (28/5) waktu setempat.

Dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (28/5), orang-orang itu ditangkap karena militer Israel menuding mereka punya keterkaitan dengan tindakan teror. "Dicurigai terlibat dalam kegiatan teroris," kata seorang tentara dalam sebuah pernyataan, tanpa menjelaskan sifat kegiatan tersebut.

Baca Juga

Laporan itu juga menyebutkan bahwa para tersangka telah ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut. Tentara Israel sering melakukan kampanye penangkapan secara meluas di Tepi Barat yang diduduki dengan dalih menemukan warga Palestina yang sedang dalam pencarian.

Dari catatan pihak Palestina, sekitar 5.700 orang Palestina terus merana di fasilitas penahanan Israel, termasuk sejumlah wanita dan ratusan anak di bawah umur.

April lalu, Pasukan keamanan Israel juga menahan 18 orang Palestina selama beberapa penyergapan pada malam hari di seluruh Tepi Barat Sungai Yordanania. Lima orang Palestina, termasuk remaja yang berusia 16 tahun, ditahan dalam penyerangan di seluruh Kabupaten Bethlehem di bagian selatan Tepi Barat.

Pasukan keamanan Palestina menyatakan pasukan Israel menyerbu Kota Kecil Tuqu, sebelah tenggara Bethlehem, dan menahan dua orang Palestina. Pasukan Israel juga melakukan dua serangan lain ke dalam kota kecil Beit Fajjar dan Al-Khader, yang berada di sebelah selatan Bethelehm dan menahan dua orang Palestina.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement