REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Menara kuno di kota Ghazni, Afghanistan roboh. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pemerintah melindungi bangunan bersejarah di negara tersebut.
Dilaporkan BBC, Jumat (14/6), sebuah rekaman yang diunggah ke media sosial menunjukkan sebuah benteng di kota tua telah rubuh. Menara tersebut merupakan salah satu dari belasan menara lainnya yang telah hancur.
Pejabat pemerintah menyatakan, menara tersebut rubuh akibat hujan lebat. Namun sejumlah kritik menuding pemerintah lalai menjaga warisan budaya dan sejarah.
Arsitektur islami di kota Ghazni secara luas telah dikagumi oleh berbagai pihak. Kota ini menjadi salah satu wilayah konflik dan memakan sejumlah korban ketika perang meletus di Afghanistan.
Juru bicara Kementerian Informasi dan Budaya Afghanistan, Mohammad Saber Mohmand mengatakan kepada Tolo News, sebagian besar bangunan menara tersebut rusak akibat hujan lebat. "Jalan raya utama juga terletak di dekat benteng sehingga mempengaruhi menara," ujar Mohmand.
A tower in the ancient Ghaznain Fort in Ghazni’s old city collapsed on Tuesday. The fort had 32 towers, most of which have collapsed over the past few years due to “inattention” by relevant government departments. pic.twitter.com/fvo9ntb3Vo
— TOLOnews (@TOLOnews) June 11, 2019
Ghazni adalah pusat agama Budha yang berkembang hingga abad ketujuh. Tetapi pada 683 masehi, tentara Arab membawa Islam ke wilayah tersebut. Pada abad ke-13 kota itu dihancurkan oleh tentara Mongol Jenghis Khan, yang dipimpin oleh putranya Ogedei Khan.
Ghazni merupakan kota kuno yang ditetapkan sebagai kota Budaya Islam Asia oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Banyak bangunan kuno di Afghanistan yang sulit dijangkau karena pemberontakan Taliban.