Jumat 14 Jun 2019 10:31 WIB

Korban Meninggal Akibat Banjir Cina Bertambah Jadi 61 Orang

Badan Metereologi Cina memberi status siaga karena hujan lebat masih berlanjut.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Polisi paramiliter Cina mengevakuasi korban banjir akibat hujan lebat di Heyuan, Guangdong, Senin (10/6).
Foto: Chinatopix Via AP
Polisi paramiliter Cina mengevakuasi korban banjir akibat hujan lebat di Heyuan, Guangdong, Senin (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Sebanyak 61 orang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir bandang yang terjadi di wilayah selatan Cina. Sementara, 356 ribu orang lainnya telah dievakuasi ke tempat-tempat penampungan.

Kementerian Manajemen Darurat Cina menyatakan, 9.300 rumah roboh dan 3,71 hektare lahan pertanian rusak akibat banjir. Pemerintah mencatat, kerugian ekonomi akibat banjir diperkirakan mencapai 13,35 miliar yuan atau 1,93 miliar dolar AS.

Baca Juga

Curah hujan lebih dari 300 mm diperkirakan terjadi di bagian timur laut Guangxi. Sebanyak tiga daerah di Heyuan, kota di wilayah selatan Cina menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak dengan badai dan hujan yang telah berlangsung dalam satu pekan terakhir. Banjir juga berdampak hingga Guangdong, dan Chongqing di hulu Sungai Yangtze.

Selama musim panas, Cina mengalami kekeringan di wilayah ujung utara dan banjir di wilayah selatan. Pemerintah telah memperingatkan wilayah utara menghadapi tingkat curah hujan yang lebih rendah pada tahun ini. Sementara hujan lebat diperkirakan akan meningkatkan risiko banjir di hulu Sungai Kuning.

Otoritas dari Badan Metereologi Cina memberi status siaga karena hujan lebat yang diperkirakan masih akan berlanjut. Badai hujan disebut masih akan melada sejumlah wilayah di selatan negara itu, yakni Guizhou, Chongqing, Guangxi, Guangdong, Hunan, Fujian dan Gansu. Beberapa daerah di selatan Cina lainnya juga disebut akan mengalami hujan lebat dengan curah hujan hingga 150 mm.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement