REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan Indonesia dalan pertemuan Solidaritas Internasional Bagi Pekerja Palestina menyampaikan keprihatinannya atas kondisi para pekerja Palestina di Israel. Para pekerja tersebut mengalami diskriminasi dan pelanggaran hak ketenagakerjaan.
"Kami mengaku sangat prihatin atas laporan, para pekerja Palestina di Israel mengalami eksplotasi, diskriminasi dan berbagai bentuk pelanggaran hak-hak ketenagakerjaan," ungkap Presiden Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi), Syaiful Bahri Ansori, melalui keterangan persnya, Jumat (14/6).
Pelanggaran hak ketenagakerjaan tersebut di antaranya, kondisi tempat kerja yang sangat buruk, kecelakaan kerja, dan pembayaran upah di bawah minimum. Syaiful kemudian meminta kepada masyarakat internasional untuk bersama-sama mengupayakan agar Israel segera menghentikan tindakan yang tidak manusiawi dan mengakhiri pendudukan ilegalnya atas wilayah Palestina.
"Pendudukan ilegal Israel atas Palestina tidak hanya menimbulkan ketakutan bagi warga, akan tetapi juga menghambat mobilitas perdagangan dan perekonomian rakyat Palestina," kata Syaiful.
Anggota Komisi I DPR RI tersebut juga meminta ILO terus mendukung Palestina untuk mencapai kehidupan dan kesejahteraan yang layak. Itu karena mengingat semakin bertambahnya jumlah pengangguran di sana.
"Rakyat Palestina mengalami penurunan tingkat partisipasi kerja hingga mencapai 43,5 persen dan termasuk 10 terendah dari 189 negara di dunia," jelas dia.
Pertemuan Solidaritas Internasional Bagi Pekerja Palestina ini dihadiri oleh Perdana Menteri Palestina, Muhammad Shtayyeh, Dirjen International Labour Organization (ILO), Guy Ryder, Menteri Ketenagakerjaan Palestina, Dirjen Arab Labour Organization, dan Perwakilan Serikat Pekerja Indonesia dan pengusaha Palestina, serta para Duta Besar dan delegasi negara-negara anggota PBB.