REPUBLIKA.CO.ID, JERMAN -- Selama musim panas, penjualan bir di Eropa terus mengalami kenaikan, termasuk jenis bir bebas alkohol. Salah satunya Störtebeker, jenis bir non-alkohol yang aman dikonsumsi para wisatawan yang tengah berlibur. "Penjualan naik 40 persen pada tahun sebelumnya," kata Elisa Raus dari Störtebeker, dilansir dari The Guardian, Sabtu (15/6).
Sejak didirikan pada 1827, Störtebeker, yang berada di kota pelabuhan utara Stralsund di pantai Baltik Jerman, menawarkan tidak kurang dari tiga varietas minuman non-alkohol. Ketiganya adalah Bernstein, (bir gandum) yang keluar pada 2007, diikuti Frei (isotonik), dan Atlantic Ale pada tahun lalu.
Menurut Asosiasi Pembuat Bir Jerman (DBB), dari perkiraan 6,3 juta hiktoliter yang dikonsumsi di Jerman dalam setahun, satu dari 15 jenis bir di dalamnya tidak mengandung alkohol. Semakin tingginya permintaan bir non-alhokol diartikan sebagai peningkatan kesadaran kesehatan serta peningkatan kualitas minuman dengan bir non-alkohol yang sebelumnya memiliki reputasi yang tidak cukup bagus.
"Tidak lagi memalukan untuk meminta bir bebas alkohol. Sebaliknya, tampaknya itu bahkan menjadi sesuatu dari minuman gaya hidup yang diterima dan stigma kurang lebih sudah hilang," kata Marc Oliver Huhnholz dari DBB.
1.500 tempat pembuatan bir di Jerman, dia mengatakan, sekarang memproduksi antara 400 hingga 500 jenis bir tanpa alkohol. Pertumbuhan popularitas bir non-alkohol bahkan telah menghambat pertumbuhan penjualan bir standar (beralkohol) dari tahun-ke-tahun.
Adanya peningkatan rasa dan variasi membuat sebagian besar bar di Jerman menyimpan setidaknya satu jenis bir non-alkohol. "Berarti orang semakin menikmati bir bebas alkohol sebagai pilihan," kata Huhnholz.
Jenis bir bebas alkohol mengandung bahan yang hampir sama dengan bir konvensional. Terdiri atas air, biji-bijian (malt), bunga hop, dan ragi yang diseduh menurut hukum kemurnian abad ke-16 Jerman. Pada tahap pertama pembuatannya, proses fermentasi bir bebas alkohol dihentikan dengan kejutan dingin sebelum kadar alkohol dapat naik di atas 0,5 persen. Ini adalah cara bagaimana Bernstein Störtebeker diproduksi.
Yang kedua, berlaku untuk Frei dan Atlantik. Dimana setelah proses fermentasi selesai, bir mengalir melalui sistem tertutup dan menguap. Dengan divakum, memungkinkan etanol mendidih pada suhu yang lebih rendah. Rasa dari uap alkohol ditambahkan kembali ke dalam bir untuk mempertahankan rasa hoppy-nya.
"Kami menguapkannya selambat mungkin untuk mempertahankan rasanya sebaik mungkin - ada banyak teknik fine-tuning yang terlibat," kata Christopher Puttnies, kepala pembuat bir di Störtebeker.
Dengan cara ini hanya 10 hektoliter bir dapat diproduksi dalam satu jam. Atau sekitar 50 ribu botol setengah liter bir bebas-alkohol per hari.
"Saya memperkirakan bahwa setiap bir keempat yang saya jual hari ini adalah non-alkohol. Itu perubahan besar bahkan dari dua, tiga tahun yang lalu. Pria, wanita, muda, tua, bahkan anak-anak suka menyesapnya," kata Bianca Kison, seorang pelayan toko minuman.