REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyalahkan Iran atas serangan tanker minyak di Selat Hormuz. Tapi ia juga berharap gertakan AS dapat digunakan untuk mendorong Iran melakukan pembicaraan. Disisi lain Pentagon mempertimbangkan untuk meningkatkan kekuataan di kawasan Teluk Persia.
Satu hari setelah sebuah ledakan yang membuat lubang di dua kapal tanker yang sedang berada di perairan Iran, pasar minyak dunia sediki terguncang. Pemerintahan Trump terjebak antara menekan Iran dan menenangkan sekutu mereka di Teluk tapi disisi lain juga harus menghindari konflik militer.
"Iran yang melakukannya," kata Trump dalam acara Fox & Friends di stasiun televisi Fox, Sabtu (15/6).
Trump tidak menjabarkan buktinya tapi militer AS mirilis video yang kata mereka menunjukan Garda Revolusi Iran sedang mencopot ranjau yang tidak meledak di salah satu tanker minyak yang diincar. Video yang memperlihatkan Teheran bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Trump memang mengarahkan telunjuknya ke Iran dan mengatakan mereka melakukan aksi terorisme. Tapi ia juga mengundang Iran untuk melakukan negosiasi. Sebuah pendekatan yang juga ia lakukan dengan Korea Utara dalam upaya denuklirisasi Semenanjung Korea.
Iran hanya menunjukan tanda mundur dari langkah mereka. Menciptakan ketidakpastian sejauh mana pemerintahan Trump dapat terus menekan mereka dengan sanksi-sanksi.
Iran membantah terlibat dalam serangan di Selat Hormuz. Mereka menuduh Washington melakukan 'kampanye menciptakan ketakutan atas Iran' dalam perang ekonomi.
Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan tim Angkatan Laut AS berada di atas kapal tanker milik Jepang, Kokuka Courageous. Pejabat tersebut mengatakan tim Angkatan Laut AS sedang mengumpulkan bukti-bukti forensik di kapal itu.
Trump menyinggung video militer AS dengan mengatakan kesalahan Iran telah 'terekspos'. Ia tidak mengatakan apa yang ia lakukan dengan hal itu tapi ia menyinggung sanksi 'sangat keras'. Termasuk mencekik pendapat minyak Iran yang akan menimbulkan dampak yang diinginkan.
"Mereka sudah diberitahu dalam pernyataan yang sangat keras kami ingin mereka kembali ke pembicaraan," kata Trump.
Satu hari sebelumnya Trump berpendapat sebaliknya. Melalui media sosial Twitter, Trump mengatakan 'terlalu dini untuk berpikir membuat kesepakatan' dengan pemimpin Iran.
"Mereka tidak siap dan begitu pun dengan kami!" cuit Trump.