Senin 17 Jun 2019 06:10 WIB

Pemerintah Argentina Akan Investigasi Pemadaman Listrik

Pemadaman listrik besar-besaran itu belum pernah terjadi sebelumnya di Argentina.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Israr Itah
Pemadaman listrik di Argentina. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/Franco Trovato Fuoco
Pemadaman listrik di Argentina. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Presiden Argentina Mauricio Macri berencana melakukan investigasi menyeluruh atas padamnya listrik di sejumlah daerah di Amerika Selatan. Dia mengungkapkan, pemadaman listrik besar-besaran itu belum pernah terjadi sebelumnya di Argentina.

Macri mengatakan, pemadaman listrik itu dipicu oleh kegagalan jaringan pesisir yang berada di negara tersebut. Kendati, dia melanjutkan, pemerintah masih belum mengetahui lebih lanjut penyebab pasti atas masalah yang terjadi.

Baca Juga

"Setengah dari Argentina masih memiliki kekuatan pada sore hari," kata Macri seperti diwartakan Reuters pada Senin (17/6).

Pemadaman listrik terjadi sekitar pukul 07.00 waktu setempat. Hal tersebut menyebabkan operasional kereta api dihentikan hingga kekacauan di persimpangan lalu lintas. Pemadaman itu juga menyebabkan terputusnya pasokan air bersih serta melumpuhkan jaringan telekomunikasi dan internet.

Di antara provinsi yang terkena dampak di Argentina adalah Santa Fe, San Luis, Formosa, La Rioja, Chubut, Cordoba dan Mendoza. Populasi gabungan antara Argentina dan Uruguay adalah sekitar 48 juta orang.

Pemadaman listrik terjadi ketika sejumlah warga Argentina sedang bersiap untuk pergi ke tempat pemungutan suara untuk memberikan hak suara mereka dalam pemilihan umum. Pemadaman itu terpaksa membuat pemunguntan suara di sejumlah daerah di Argentina ditunda sementara.

Hal tersebut tak pelak membuat kesal warga setempat hingga politisi nasional. Calon presiden (capres) oposisi Alberto Fernandez mengkritik peristiwa tersebut sebagai kegagalan pemerintah untuk menyediakan fasilitas bagi warga mereka.

"Jutaan orang Argentina, yang harus membayar tarif listrik untuk memberi manfaat bagi mereka yang berkuasa, masih menunggu kekuatan untuk kembali ke rumah mereka," kata Alberto Fernandez.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement