REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Pemadaman listrik besar-besaran membuat puluhan juta orang di Argentina, Uurguay, dan sebagian Paraguay tidak bisa beraktivitas. Pejabat pemerintah setempat menyebutnya sebagai pemadaman luar biasa, dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemadaman listrik terjadi pada Ahad (16/6), sekitar pukul 07.07 waktu setempat. Pemadaman listrik tersebut telah melumpuhkan sistem transportasi, perdagangan, dan menyebabkan antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar kendaraan.
Selain itu, pemadaman juga menyebabkan kendala bagi proses pemilihan umum di sejumlah provinsi di Argentina. Bahkan, para pemilih terpaksa menggunakan senter atau penerangan dari ponsel mereka untuk melakukan pencoblosan suara. Menjelang sore, hampir setengah dari wilayah Argentina masih gelap gulita.
"Ini adalah peristiwa luar biasa yang seharusnya tidak pernah terjadi. Ini sangat serius, kita tidak bisa membiarkan negara ini tanpa listrik," ujar Sekretaris Energi Argentina, Gustavoe Lopetegui, dilansir Aljazirah, Senin (17/6).
Hingga kini pemerintah masih mencari penyebab padamnya listrik besar-besaran tersebut. Distributor listrik Argentina Edesur mengatakan, pemadaman listrik berasal dari titik transmisi listrik antara pembangkit listrik Yacyreta dan Salto Grande, di bagian timur laut Argentina.
Pemerintah Argentina menduga ada serangan siber di balik pemadaman listrik besar-besaran itu. Lopetegui mengatakan, serangan siber bukan salah satu penyebab utama namun pemerintah mempertimbangkan dugaan tersebut.
Lopetegui menekankan bahwa sistem tenaga listrik Argentina sangat kuat, dan menghasilkan listrik lebih banyak dari yang dibutuhkannya. Pemerintah kini sedang menginvestigasi penyebab pemadaman lisrik tersebut, termasuk mempertimbangkan pemberian sanksi.
"Penting untuk mengklarifikasi bahwa pemutusan total ini terjadi secara otomatis. Komputer yang menjalankan sistem yang melakukannya, ketika mereka mendeteksi ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan kerusakan besar, dan dalam milidetik sistem terputus untuk melindungi dirinya sendiri," kata Lopetegui.
"Tidak ada peringatan sebelumnya, karena itu adalah sesuatu yang tidak bisa dideteksi oleh manusia," ujar Lopetegui menambahkan.
Kepala Transener, Carlos Garcia Pereira mengatakan, kegagalan dalam sistem dapat disebabkan oleh kelembaban udara akibat hujan deras. Transener merupakan operator transmisi daya listik terbesar di Argentina.
Pejabat pemerintah Uruguay menyatakan, pemadaman listrik tersebut merupakan kelemahan sistem Argentina. Hampir seluruh provinsi di Agentina terkena dampak pemadaman listrik, kecuali wilayah Tierra del Fuego yang terletak di ujung selatan karena memiliki sistem listrik tersendiri.
Di kota Neuquen, Argentina barat sebagian besar bisnis tutup dan lampu jalan padam. Namun di Mal Alto Comahue listrik tetap menyala karena menggunakan generator. Mal itu kemudian dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk menggunakan listrik. Salah satunya yakni Nicolas Doguoli yang berada di kedai kopi di mal tersebut untuk bekerja dengan memanfaatkan jaringan internet yang tersedia.
Sekitar pukul 3.30 sore waktu setempat, sebanyak 56 persen wilayah Argentina kembali terang benderang. Selain itu, listrik juga kembali menyala di sebagian besar wilayah Uruguay.