REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Eksekutif Boeing meminta maaf kepada maskapai dan keluarga korban 737 MAX yang mengalami kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia, Senin (17/6). Permintaan disampaikan saat pembuat pesawat Amerika Serikat (AS) berjuang untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari regulator, pilot, dan pengguna penerbangan global.
"Kami sangat menyesal atas hilangnya nyawa", kata CEO pesawat komersial Boeing, Kevin McAllister kepada wartawan di Paris Air Show pada Senin (17/6). Permintaan maaf itu terkait kecelakaan Lion Air pada Oktober dan Ethiopian Airlines pada Maret. Sebanyak 346 orang tewas akibat kecelakaan tersebut.
McAllister juga menyampaikan permintaan maaf kepada maskapai karena adanya penangguhan penerbangan semua pesawat MAX di seluruh dunia, dan kepada penumpang mereka yang menghadapi perjalanan musim panas. Dia menekankan bahwa Boeing bekerja keras untuk belajar dari kesalahan. Namun, dia tidak mengatakan kapan pesawat tersebut terbang lagi.
Eksekutif Boeing lain juga menekankan fokus perusahaan pada keselamatan dan belasungkawa kepada keluarga korban.
Investigasi sedang dilakukan atas kecelakaan tersebut, meskipun diketahui bahwa sensor pengukur sudut di kedua pesawat tidak berfungsi yang mendorong hidung pesawat ke bawah. Hal itu membuat pilot tidak dapat mengambil kembali kendali atas pesawat.
Keselamatan menjadi perhatian banyak orang di Paris Air Show, di mana perlambatan ekonomi global dan ketegangan perdagangan antara AS dan kekuatan lain juga turut membebani. Rival Boeing, Airbus mengharapkan beberapa pesanan besar meskipun penjualan melambat. Airbus kemungkinan akan mengungkap A320 XLR jarak jauh di Paris show.