REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Perusahaan layanan taksi daring asal Amerika, Uber Technologies Inc. mengancam akan menarik diri dari Austria jika peraturan hukum baru tentang penyetaraan tarif dengan taksi konvensional diterapkan.
"Jika hal itu terjadi, maka penarikan Uber tidak bisa dikesampingkan," kata pimpinan Uber Austria, Martin Essl, kepada ORF Radio, Selasa (18/6).
Dia menambahkan mereka mungkin tidak dapat melanjutkan Uber dengan adanya perubahan hukum yang malah mundur ke belakang ini. Peraturan hukum yang baru tersebut kemungkinan bisa lolos di parlemen pada awal Juli dan akan mulai diterapkan pada September tahun depan.
Saat ini, peraturan yang berbeda diterapkan kepada taksi dan mobil sewaan di Austria. Uber termasuk ke dalam kategori layanan penyewaan mobil sehingga bisa menyesuaikan tarif sendiri. Sedangkan tarif taksi sudah ditentukan oleh pemerintah provinsi.
Industri taksi melakukan persaingan keras dengan Uber. Uber dituduh telah merusak model bisnis mereka. Uber bahkan sempat ditangguhkan selama dua hari pada tahun lalu di negara tersebut akibat gugatan dari perusahaan taksi lokal.
Layanan baru diizinkan kembali beroperasi setelah Uber menjamin pemesanan dilakukan secara terpusat oleh sistem, bukan langsung ke pengemudi. Selain itu, mobil yang dipesan dikirim dari perusahaan dan akan kembali setelah menyelesaikan pesanan.