REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina, Xi Jinping telah menjanjikan dukungan penuhnya untuk pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, dan berjanji untuk memainkan peran aktif dalam upaya membawa perdamaian dan stabilitas ke kawasan itu. Hal itu disampaikan sehari sebelum kunjungan kenegaraan pertamanya ke negara tertutup itu.
Komentar Xi ada dalam sebuah tajuk rencana yang diterbitkan oleh surat kabar Korut Rodong Sinmun pada Rabu (19/6). Anggapan Xi muncul saat Cina tetap terkunci dalam perang perdagangan dan teknologi dengan Amerika Serikat (AS).
Ini juga disampaikan setelah pertemuan puncak kedua antara Presiden AS, Donald Trump, dan Kim di Hanoi pada Februari yang gagal mencapai kemajuan dalam denuklirisasi semenanjung Korea. "Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, Cina akan dengan tegas mendukung Ketua Kim Jong-un untuk memimpin partai Korea Utara dan orang-orang untuk menerapkan garis strategis baru", kata artikel itu, dilansir South China Morning Post, Rabu (19/6).
Xi mengatakan Beijing akan terus mendukung Pyongyang dalam negosiasi dengan negara-negara lain. "Kami akan secara aktif berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran di kawasan ini dengan memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK)," kata Xi.
Cina juga akan terlibat dengan para pemangku kepentingan lainnya dengan bersama-sama mempercepat kemajuan dialog, dan negosiasi tentang masalah semenanjung Korea. Kunjungan Xi akan berlangsung selama dua hari ke Pyongyang, yang dimulai pada Kamis.
Sebelumnya juru bicara kementerian luar negeri Cina Lu Kang mengatakan, hasil KTT Trump-Kim di Hanoi sedikit tak terduga. Cina akan mendorong kedua belah pihak untuk melanjutkan dialog mereka.
Trump mengatakan pekan lalu bahwa ia telah menerima surat dari Kim yang telah mengatur ulang antara kedua sisi. Sementara pada Mei, ia mengatakan bahwa Pyongyang tidak siap untuk bernegosiasi.
Salah satu hambatan utama dalam proses negosiasi adalah masalah sanksi PBB. Pyongyang telah menetapkan bahwa mereka harus dicabut sebagai prasyarat dari proses denuklirisasi, sementara Washington bersikeras mereka harus tetap di tempatnya sampai Korut memberikan bukti yang jelas bahwa proses itu sedang berlangsung.
Sementara itu Cina, telah dituduh memberikan sejumlah besar bantuan kemanusiaan kepada tetangganya untuk membantu mengimbangi dampak sanksi. Xi mengatakan, Cina akan terus mendukung Korut melalui dialog.
"Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, dua partai dan dua orang kita mewarisi dan meneruskan persahabatan tradisional antara Cina dan DPRK," katanya.