Kamis 20 Jun 2019 09:30 WIB

AS Berencana Intervensi Militer ke Iran Jika...

Parlemen AS khawatir Trump menggunakan UU AUMF untuk berperang dengan Iran.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Iran Brian Hook.
Foto: AP Photo/Cliff Owen
Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Iran Brian Hook.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Iran Brian Hook mengatakan opsi untuk melakukan intervensi militer ke Iran akan menjadi sebuah langkah defensif, Rabu (19/6). Ia menekankan hal itu hanya dilakukan jika terjadi sesuatu yang menyangkut konfrontasi militer secara langsung,

“Kami tidak berencana melakukan aksi militer. Tak ada pembicaraan mengenai tindakan ofensif, ini adalah langkah defensif,” ujar Hook dilansir Sputnik, Kamis (20/6).

Baca Juga

Hook menjelaskan jika telah menyangkut konfrontasi militer langsung dengan Iran, maka Pemerintah AS akan melakukan segala cara yang diperlukan. Ia menekankan apa pun yang pada akhirnya dilakukan akan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Sebelumnya, Parlemen AS memiliki kekhawatiran Presiden Donald Trump akan menghindari Kongres dan menggunakan undang-undang Otorisasi Penggunaan Kekuatan Militer (AUMF) untuk berperang dengan Iran. Mereka memberikan sejumlah pertanyaan kepada Hook dan menekankan hal itu berbahaya.

Di bawah hukum AS, presiden harus memberi tahu Kongres dalam waktu 48 jam sebelum melakukan intervensi militer atau memulai serangan ke negara lain. Jika tidak demikian, maka pasukan negara itu hanya diizinkan berada di wilayah konflik selama 60 hari.

Setelah itu, presiden memiliki waktu 30 hari untuk menarik semua pasukan. Meski demikian, di bawah undang-undang AUMF, presiden diberikan wewenang untuk secara bebas memulai operasi militer terhadap Alqaidah dan afiliasinya serta setiap badan yang dinyatakan bersalah mempersiapkan serangan 9/11.

Karena itu, sejumlah pakar menilai bukan tidak mungkin Pemerintah AS akan menghubungkan Iran dengan Alqaidah. Dengan demikian, otorisasi tindakan militer dapat dilakukan ke negara Timur Tengah itu tanpa persetujuan Kongres.

Pada awal tahun ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan meyakini Iran dapat terhubung dengan Alqaidah. Ia meyakini adanya keterkaitan tersebut, meski tidak menunjukkan bukti-bukti yang menguatkan klaim tersebut.

"Tidak ada keraguan ada hubungan antara Republik Islam Iran dan Alqaidah. Pertanyaan faktual sehubungan dengan koneksi Iran ke Alqaidah sangat nyata, mereka telah menjadi tuan rumah Alqaidah dan mengizinkan kelompok itu ‘transit’ di negara mereka,” kata Pompeo.

Dalam pembicaraan kepada parlemen AS, Hook mengatakan Iran bukanlah termasuk entitas yang bertanggung jawab dalam peristiwa serangan 9/11. Meski demikian, ia tidak mengesampingkan adanya kemungkinan intervensi militer dilakukan.

Hook menegaskan Pemerintah AS telah meyakini Iran adalah dalang di balik sejumlah serangan kapal tanker yang terjadi di perairan Timur Tengah. Diantaranya adalah pada Mei lalu di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA), serta yang terbaru pekan lalu di Teluk Oman.

Hook juga mengatakan intelijen mengklaim seorang pejabat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang tidak disebutkan namanya membenarkan telah menyelesaikan ‘dua tindakan’. Namun, tidak ada bukti apakah tindakan tersebut merujuk pada serangan kapal tanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement