REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meremehkan Iran yang menjatuhkan drone militer AS pada Kamis (19/6). Ia bahkan menduga penembakan terhadap drone militer yang dilakukan Iran adalah tembakan yang salah atau tidak sengaja.
"Saya pikir mungkin Iran melakukan kesalahan. Saya membayangkan itu adalah seorang jenderal atau seseorang yang membuat kesalahan menembak drone tersebut," kata Trump kepada wartawan.
Trump mengatakan, di dalam drone tersebut tidak terdapat awak pesawat satupun sehingga tidak masuk akal untuk menjatuhkannya. Trump menilai, ia akan bersikap berbeda apabila pesawat tersebut memiliki awak.
"Sulit untuk percaya itu disengaja. Saya pikir yang melakukan itu bisa saja seseorang yang sedang tidak fokus dan bodoh hari itu," kata Trump.
AS menyebut peristiwa itu sebagai serangan tak beralasan di ruang udara internasional. Peristiwa itu adalah yang terbaru dalam rangkaian insiden yang meningkat antara Iran dan AS. Sejak pertengahan Mei, telah terjadi sejumlah insiden termasuk ledakan enam kapal tanker minyak.
Teheran mengatakan, pesawat tak berawak Global Hawk yang tidak bersenjata sedang dalam misi mata-mata di atas wilayahnya. Tetapi, Washington mengatakan drone tersebut ditembak jatuh di wilayah udara internasional.
Sementara itu, menurut Iran, drone yang dijatuhkan tersebut bertujuan untuk memata-matai negaranya. Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pesawat tak berawak itu telah melanggar ruang udara negaranya sehingga dirasa perlu untuk memperingatkan konsekuensi dari tindakan tersebut dengan menjatuhkannya.
"Karena melanggar peraturan penerbangan dan bergerak dalam kerahasiaan penuh," kata Pengawal Revolusi Iran kepada lembaga penyiaran Iran, IRIB.