REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht-Ravanchi meminta komunitas internasional menghentikan tindakan destabilisasi Amerika Serikat (AS) terhadap negaranya. Hal itu dia sampaikan dalam suratnya yang ditujukan untuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Ravanchi mengatakan kepada Guterres Iran telah menembak jatuh pesawat nirawak atau drone milik AS yang memasuki wilayah udaranya pada Kamis lalu. Dia menyampaikan tindakan tersebut sangat berbahaya dan provokatif.
"Sementara Republik Islam (Iran) tidak mencari perang, ia memiliki hak yang melekat, di bawah Pasal 51 Piagam PBB, untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan terhadap tindakan bermusuhan yang melanggar wilayahnya dan bertekad mempertahankan tanah, laut, dan udaranya," kata Ravanchi dalam suratnya, dikutip Anadolu Agency, Kamis (20/6).
Lokasi jatuhnya drone AS RQ-4A Global Hawk yang ditembak Iran di Selat Hormuz pada 20 Juni 2019. Gambar tersebut dirilis, Jumat (21/6). Foto: US Central Command via AP
"Komunitas internasional diminta meminta AS mengakhiri tindakannya yang melanggar hukum serta mengganggu stabilitas di wilayah Teluk Persia yang sudah bergejolak," ujar Ravanchi.
Pada Kamis lalu, Pasukan Garda Revolusi Iran dilaporkan telah menembak jatuh drone RQ-4 Global Hawk milik AS yang melintasi wilayah udaranya. Hal itu dikonfirmasi seorang pejabat AS.
Kendati demikian, AS mengklaim pesawat nirawaknya tak memasuki wilayah udara Iran, tapi mengudara di zona internasional. Presiden AS Donald Trump pun cukup gusar atas kejadian tersebut.
Dia menyebut penembakan drone milik negaranya oleh Iran merupakan kesalahan besar. "Iran membuat kesalahan yang sangat besar!" ujarnya.