REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Program Pangan Dunia (WFP) mengumumkan penangguhan sebagian atas bantuan untuk ibu kota Yaman, Sanaa, yang dikendalikan oleh militan Houthi. Hal itu menambah masalah untuk pengiriman makanan kepada mereka yang paling membutuhkan.
Penangguhan tersebut awalnya hanya menargetkan kota Sanaa. Namun, pada akhirnya penangguhan akan berdampak semua area di Yaman di bawah kendali otoritas yang berbasis di Sanaa.
WFP yang merupakan badan PBB mengatakan, bantuan tersebut diberikan kepada 850 ribu orang. Meski begitu, program pangan akan tetap berlaku untuk anak-anak yang kekurangan gizi, perempuan hamil, dan ibu menyusui.
WFP mengatakan, keputusannya diambil setelah perundingan menyepakati kontrol pencegahan pengalihan makanan dari beberapa orang yang paling rentan di Yaman. Menurut WFP, beberapa orang mencari keuntungan dengan membidik yang rentan.
"WFP telah mencari dukungan dari otoritas berbasis di Sanaa untuk memperkenalkan sistem registrasi biometrik yang akan mencegah pengalihan dan melindungi keluarga Yaman yang kami layani, dan memastikan makanan menjangkau mereka yang paling membutuhkannya," kata pernyataan WFP.
"Integritas operasi kami berada di bawah ancaman dan pertanggungjawaban kami kepada mereka yang kami bantu telah dirusak," kata pernyataan itu.
Arab Saudi dan sekutu mengintervensi Yaman pada 2015 dalam mendukung pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi setelah Houthi merebut banyak wilayah, termasuk ibu kota. Pasukan yang didukung koalisi telah merebut kembali sebagian besar wilayah selatan, namun Sanaa dan sebagian besar dataran tinggi yang padat tetap di tangan militan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sejak Maret 2015 konflik Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang. Pertempuran itu dinilai PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Dengan rincian 3,3 juta orang terlantar dan 24,1 juta orang atau lebih dari dua pertiga populasi negara membutuhkan bantuan.
"Terlalu banyak orang Yaman menderita begitu lama selama konflik yang sedang berlangsung ini. Kami akan terus mencari kerja sama dari otoritas yang berbasis di Sanaa dan kami tetap optimis bahwa jalan ke depan dapat ditemukan," kata WFP.
"Kami siap untuk segera melanjutkan distribusi makanan setelah kami mencapai kesepakatan tentang latihan identifikasi penerima manfaat independen dan peluncuran sistem pendaftaran biometrik," katanya.