Sabtu 22 Jun 2019 13:58 WIB

Kim Jong-un dan Xi Jinping Terus Bangun Hubungan

Persahabatan Kim dan Xi tetap dibangun dalam kondisi apapun.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, Cina pada 27 Maret 2018. Xi mengunjungi Korut, Kamis (20/6).
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, Cina pada 27 Maret 2018. Xi mengunjungi Korut, Kamis (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Media Pemerintah Korea Utara (Korut) menyatakan Pemimpin Korut, Kim Jong-un dan Presiden China Xi Jinping mencapai konsensus tentang masalah penting, dan setuju untuk membangun hubungan persahabatan negara mereka apa pun situasi internasional yang terjadi.

Xi meninggalkan ibukota Korut, Pyongyang pada Jumat (21/6) setelah kunjungan dua hari. Kedatangan yang pertama oleh seorang pemimpin China dalam 14 tahun. Kemudian kantor berita milik pemerintah KCNA mengeluarkan laporan hasil kunjungan pada Sabtu (22/6).

Baca Juga

Editorial di China Daily resmi pada Sabtu memperingatkan bahwa kunjungan singkat Xi ke Pyongyang tidak akan menyelesaikan semua masalah di kawasan itu. Akan tetapi berjanji untuk membantu mengembangkan ekonomi Korut adalah cara yang tepat untuk maju.

"Dunia mungkin berharap bahwa pemimpin China memiliki sentuhan ajaib yang dapat mengubah batu menjadi emas, tetapi tidak realistis untuk mengharapkan bahwa Xi dapat menyelesaikan semua masalah semenanjung dengan kunjungan dua hari, bahkan jika Beijing selalu menjadi mitra yang paling penting yang dapat diandalkan dan perhatian ke Pyongyang," katanya.

"Namun Xi telah menyentuh bagian yang tepat dengan memusatkan pada kerja sama ekonomi untuk membantu DPRK," sebut surat kabar tersebut.

Adapun China adalah satu-satunya sekutu besar Korut. Kunjungan Xi bertujuan untuk memperkuat negara yang terisolasi itu terhadap tekanan dari sanksi PBB atas program nuklir, misilnya dan menghentikan pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat.

Kunjungan itu dilakukan sepekan sebelum Xi dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dijadwalkan bertemu pada pertemuan Kelompok 20 di Osaka, Jepang. Pertemuan yang diadakan di tengah sengketa perdagangan yang telah mengguncang pasar keuangan global.

KCNA melaporkan bahwa selama makan siang pada hari terakhir kunjungan Xi, para pemimpin membahas rencana untuk memperkuat kolaborasi. Selain itu juga kebijakan internal dan eksternal utama negara mereka, sambil bertukar pandangan tentang isu-isu domestik dan internasional yang menjadi perhatian bersama.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement