Ahad 23 Jun 2019 01:34 WIB

Presiden Jokowi-Aung San Suu Kyi Bahas Situasi Rakhine

Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi menyelesaikan krisis Rohingya.

Presiden Joko Widodo bersiap memimpin rapat terbatas persiapan KTT Asean dan KTT G20 di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (19/6/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo bersiap memimpin rapat terbatas persiapan KTT Asean dan KTT G20 di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (19/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan, ada tiga hal penting yang ditekankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu dengan Penasihat Negara Republik Uni Myanmar Aung San Suu Kyi. Salah satunya terkait dengan situasi di Rakhine.

"Indonesia menekankan pentingnya situasi keamanan yang baik di Rakhine State agar repatriasi dapat terlaksana dengan sukarela, aman, dan bermartabat," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam konferensi pers di Bangkok, Thailand, Sabtu (22/6).

Jika situasi keamanan tidak membaik, Presiden Jokowi mengatakan, maka sulit repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat dapat dijalankan. Presiden Jokowi juga menekankan mengenai pentingnya segera ditindaklanjuti rekomendasi Laporan Penilaian Kebutuhan Awal atau PNA. Indonesia siap untuk kembali berkontribusi dalam tindak lanjut rekomendasi Laporan PNA.

Presiden juga menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi dalam penyelesaian krisis Rohingya. Sementara itu, para Menteri Luar Negeri ASEAN juga sepakat menindaklanjuti Laporan PNA.

Kedua, menurut Menteri Retno, Indonesia siap membantu masalah diseminasi informasi. Informasi adalah masalah yang cukup penting bagi Myanmar, Bangladesh, dan para pengungsi yang ada di Cox Bazar. "Karena itu ASEAN telah sepakat untuk memberikan bantuan dalam konteks diseminasi informasi," jelasnya

Ketiga, Presiden Joko Widodo juga berbicara mengenai kohesi kebutuhan dasar. Hal itu adalah pengadaan pelayanan dasar mengenai masalah pendidikan, kesehatan, air bersih, dan sebagainya. "Ketiga ini juga jangka panjang dan kemungkinan besar akan melibatkan kerja sama negara-negara di luar ASEAN," ujar Menteri Retno.

Pertemuan kedua tokoh tersebut dilakukan di sela-sela pertemuan puncak ASEAN di Bangkok, Thailand.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement