REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Operasi keamanan yang dilakukan kepolisian Cina telah menyelamatkan lebih dari 1.100 perempuan warga negara asing yang menjadi korban penculikan. Otoritas negara itu juga telah berkoordinasi dengan lima negara di Asia Tenggara dalam melakukan tindakan ini.
Menurut laporan Kementerian Keamanan Publik Cina pada Jumat (21/6), lebih dari 1.300 tersangka ditangkap terkait penculikan perempuan warga negara asing itu. Para tersangka diyakini membujuk para perempuan tersebut, dengan menjanjikan pekerjaan atau bahkan pernikahan sebelum menculik mereka.
Operasi keamanan dilakukan oleh kepolisian Cina sepanjang Juli hingga Desember tahun lalu. Menurut laporan sejumlah kelompok advokasi, banyak perempuan dari Asia Tenggara yang terbujuk untuk melintasi perbatasan selatan Cina.
Dari wilayah perbatasan yang rentan sebagai jalur penyelundupan tersebut, banyak perempuan yang dibius dan diperdagangkan. Saat tiba di Cina, mereka yang menjadi korban perdagangan manusia itu dikatakan telah mengalami kesulitan untuk mencari bantuan hukum.
Selain itu, salah satu hal yang disebut memicu banyaknya perempuan warga negara asing datang ke Negeri Tirai Bambu adalah karena dijanjikan untuk menjadi pengantin. Banyak dari mereka yang diminta untuk datang menikah dengan pria Cina. Hal itu diyakini terjadi sebagai salah satu dampak kebijakan satu anak yang diterapkan di negara Asia Timur itu.