Senin 24 Jun 2019 17:30 WIB

Putra Mendiang Mursi Berterima Kasih kepada Erdogan

Erdogan turut dalam shalat gaib dan doa untuk mantan presiden Mesir, Mohamed Mursi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Mantan Presiden Mesir, Muhammad Mursi
Foto: Youtube
Mantan Presiden Mesir, Muhammad Mursi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Putra mendiang mantan presiden Mesir Mohamed Mursi mengucapkan ucapan terima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas dukungan usai kematian ayahnya pekan lalu. Erdogan turut dalam shalat gaib dan doa untuk Mursi.

"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang, terutama Erdogan, Emir Qatar Tamim bin Hamad al-Thani dan ayahnya (Sheikh Khalifa bin Hamad Al Thani), pemerintah Malaysia dan mantan Presiden Tunisia Moncef Marzouki,"ujar putra Morsi, Abdullah dilansir Anadolu Agency, Senin (24/6).

Baca Juga

Abdullah mengatakan, pihak berwenang Mesir tidak mengizinkan keluarganya untuk mengadakan upacara belasungkawa untuk ayahnya, mengingat bahwa doa shalat gaib juga diadakan di masjid al-Aqsa di Yerusalem.

Jutaan orang di seluruh dunia, katanya, menghadiri doa pemakaman dan melakukan shalat gaib untuk ayahnya. "Tidak ada peristiwa seperti itu yang pernah disaksikan dalam sejarah. Tidak pernah jutaan orang melakukan doa pemakaman dan shalat gaib bagi siapa pun," katanya.

Mursi berusia 67 saat dinyatakan meninggal dunia Senin pekan lalu. Ia jatuh pingsan di dalam sangkar kaca kedap suara selama persidangan atas tuduhan spionasenya. Kematiannya menimbulkan pertanyaan besar dan penilaian dari berbagai kelompok hak asasi manusia dan pengamat independen yang dinilainya bermotivasi politik.

Aktivis dan keluarga Mursi mengaku bahwa presiden yang kali pertama terpilih secara demokratis di Mesir itu tidak menerima perawatan untuk sejumlah masalah kesehatan termasuk diabetes.

Dalam pidato di Istanbul pada Rabu lalu, Erdogan mengatakan Mursi tidak mati secara normal, tetapi ia dibunuh. Dia bersumpah untuk mengejar keadilan atas kematian Mursi yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan.

"Turki akan melakukan apa pun untuk menuntut (rezim) Mesir di pengadilan internasional," katanya, mendesak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mengambil tindakan.

"Kami juga akan mengangkat masalah ini pada pertemuan G20 di Osaka," ujarnya. Selain Turki dan Palestina, doa pemakaman shalat gaib diadakan di Ethiopia, Somalia, Suriah dan wilayah otonom Xinjiang Uighur di Cina.

Seorang ketua terkemuka kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir, memenangkan pemilihan presiden bebas pertama di negara itu pada 2012. Namun, setelah hanya satu tahun menjabat, ia digulingkan dan dipenjara dalam kudeta militer berdarah yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Sisi, menteri pertahanan Mesir saat itu dan presiden saat ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement