Selasa 25 Jun 2019 11:50 WIB

Data NASA Diretas, Jaringan Penerbangan Luar Angkasa Diputus

Peretasan data NASA hanya menggunakan perangkat komputer 35 dolar AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Badan Luar Angkasa Amerika, NASA
Foto: AP
Badan Luar Angkasa Amerika, NASA

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jaringan Jet Propulsion Laboratory (JPL) The National Aeronautics and Space Administration (NASA) disusupi menggunakan komputer Raspberry Pi kecil seharga 35 dolar AS, Senin (24/6) waktu setempat. Peretas mencuri data sensitif NASA sehingga memaksa pemutusan jaringan sementara sistem penerbangan luar angkasa.

Serangan siber sebelumnya pada April 2018 hingga kini belum terdeteksi. Menurut laporan audit yang dirilis 18 Juni lalu, penyelidikan tahun lalu masih berlangsung untuk menemukan pelakunya. Tindakan siber tahun lalu belum terungkap, kini peretas lain memasuki jaringan NASA.

Baca Juga

Raspberry Pi adalah perangkat seukuran kartu kredit yang dijual di pasaran dengan harga sekitar 35 dolar AS. Perangkat tersebut biasanya dihubungkan ke televisi rumah dan digunakan untuk mengajarkan pengkodean kepada anak-anak serta mempromosikan komputasi di negara-negara berkembang.

Laporan dari Kantor Inspektur Jenderal NASA, sebelum terdeteksi, penyerang melakukan pencurian 23 file yang berjumlah sekitar 500 megabyte data. Data tersebut termasuk dua file terbatas dari misi Laboratorium Sains Mars, yang menangani Curiosity Rover. Selain itu data berisi informasi yang berkaitan dengan Peraturan Lalu Lintas Internasional dalam Senjata yang membatasi ekspor teknologi pertahanan dan militer AS.

"Lebih penting lagi, penyerang berhasil mengakses dua dari tiga jaringan JPL utama," kata laporan itu dilansir Channel News Asia, Selasa.

"Para pejabat khawatir para penyerang siber dapat bergerak lateral dari pintu masuk ke sistem misi mereka, yang berpotensi mendapatkan akses dan memulai sinyal berbahaya ke misi penerbangan luar angkasa manusia yang menggunakan sistem itu," tambah laporan tersebut.

Meski demikian, NASA mempertanyakan integritas data Deep Space Network. Sehingga, untuk sementara memutus beberapa sistem terkait penerbangan luar angkasa dari jaringan JPL.

Pelanggaran tersebut terjadi sebab administrator sistem gagal memperbarui database yang menentukan perangkat mana yang memiliki akses ke jaringan. Oleh karena itu, perangkat baru dapat ditambahkan tanpa pemeriksaan yang benar.

Menanggapi serangan itu, JPL kemudian memasang agen pemantauan tambahan pada pelindungnya. Laporan juga mengatakan, NASA masih tengah meninjau perjanjian akses jaringan dengan mitra eksternal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement