REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel menyetop pengiriman bahan bakar pembangkit listrik ke Jalur Gaza, Selasa (25/6) waktu setempat. Menurut Koordinator Aktivitas Pemerintah Wilayah (COGAT), pemblokiran tersebut dilakukan tanpa batas waktu melalui perbatasan Kerem Shalom.
Melansir Haaretz, COGAT mengatakan, pemblokiran disebabkan adanya peluncuran balon pembakar di udara dari Jalur Gaza ke Israel sehingga memicu kebakaran di wilayah tetangga Israel. Balon dengan alat pembakar diterbangkan di atas perbatasan Gaza oleh demonstran Palestina yang menarget kebakaran di tanah pertanian yang berdekatan dengan Israel.
Selama demonstrasi rutin tahun lalu, balon-balon itu memicu ratusan kebakaran, meskipun balon-balon itu telah diatasi dalam beberapa bulan terakhir.
Pengiriman bahan bakar dikoordinasikan dengan PBB dan dibayar oleh negara Teluk Qatar. Pengiriman bahan bakar pun disepakati pada akhir 2018 sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Israel dan penguasa Hamas.
Menurut PBB, Negara Teluk telah meningkatkan pasokan listrik di Jalur Gaza, di mana penduduk saat ini menerima sekitar 12 jam daya seharinya. Sebelum kesepakatan, satu daya harian secara teratur minimal untuk enam jam.
Israel telah mempertahankan blokade Gaza yang melumpuhkan selama lebih dari satu dekade. Dua pekan lalu, Israel memberlakukan blokade maritim total di Jalur Gaza selama satu pekan lamanya. Israel menyesuaikan batasan ukuran zona penangkapan ikan di Gaza.