Rabu 26 Jun 2019 06:02 WIB

Prancis Ingatkan Ancaman Bagi Iran Jika Langgar Kesepakatan

Pelanggaran kesepakatan nuklir oleh Iran dinilai bisa jadi persoalan serius.

Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis memperingatkan Iran mengenai pelanggaran tanggung jawab dalam kesepakatan nuklir 2015 yang bisa menjadi persoalan serius. Prancis, Inggris, serta Jerman menjelaskan kepada Teheran bahwa pelanggaran itu tidak akan menguntungkan.

Iran akan mengambil langkah baru untuk mengurangi tanggung jawab mereka dalam kesepakatan nuklir dengan negara-negara berkekuatan besar pada 7 Juli mendatang, menurut Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani.

Baca Juga

"Iran telah mengumumkan maksudnya untuk tidak selalu patuh terhadap Kongres Wina, khususnya untuk persediaan uranium pengayaan rendah dari gas yang diizinkan. Mereka mengumumkan inisiatif ini untuk waktu mendatang," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian kepada parlemen.

Dia menambahkan, "Pelanggaran Iran ini akan menjadi kesalahan serius dan merupakan respons yang buruk terhadap tekanan yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS)."

Le Drian mengatakan negara-negara Eropa yang menandatangani kesepakatan nuklir yaitu Prancis, Inggris, dan Jerman, bersatu untuk memberi tahu Iran bahwa pelanggaran komitmen nuklir tidak akan menguntungkan negara tersebut. Ia juga mengatakan ketiga negara sedang bersama-sama berusaha menurunkan ketegangan.

Tiga diplomat mengatakan kepada Reuters pada Senin (24/6) bahwa kekuatan Eropa telah mengajukan inisiatif politik pada 22 Juni. Dua di antara mereka menyebut komunikasi itu ditujukan untuk memperingatkan Iran secara khusus agar tidak mengurangi tanggung jawab negara itu dalam kesepakatan.

"Kesepakatan ini adalah penjamin terbaik bagi stabilitas di seluruh wilayah...karena penyebaran senjata adalah risiko utama dan hingga kini kami percaya bahwa Iran menghormati tanggung jawabnya," kata Le Drian.

Ia memperingatkan bahwa keputusan AS untuk menambahkan sanksi terhadap pemimpin tertinggi dan mungkin menteri luar negeri Iran bisa "mengacaukan". AS menarik diri dari kesepakatan nuklir pada tahun lalu dan kembali menerapkan sanksi terhadap Iran. Sementara itu, Iran menyatakan negaranya bermaksud untuk tetap berada dalam kesepakatan namun tidak bisa melakukannya, sampai batas waktu yang belum ditentukan, kecuali negara-negara Eropa bisa melindungi Iran dari sanksi AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement