REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Iran tidak akan pernah mengembangkan senjata nuklir, Selasa (25/6). Dia menambahkan mengembangkan senjata nuklir tidak sesuai dengan ajaran Islam.
"Justru kami, yang karena alasan agama, tidak pernah akan mengembangkan senjata nuklir," katanya.
Seperti dilaporkan oleh kantor berita IRIB, ia mengingatkan soal penggunaan senjata nuklir pada masa lalu oleh Amerika Serikat serta komentar baru-baru ini oleh Presiden AS Donald Trump.
Trump mengatakan ia telah mengurungkan serangan militer ke Iran karena khawatir serangan itu akan menewaskan 150 orang. "Betul itu, khawatir soal nasib 150 orang? Lalu, berapa banyak orang yang sudah kalian bunuh dengan sebuah senjata nuklir? Berapa generasi yang kalian musnahkan dengan senjata-senjata seperti ini?" kata Zarif, mempertanyakan tindakan AS.
Iran mengatakan akan melanggar batas pengayaan uranium yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015 pada Kamis. Tetapi, itu tidak berarti Iran berada di jalur untuk membangun senjata nuklir.