REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Kementerian Pertanian Cina melaporkan fall armyworm atau dikenal sebagai ulat tentara telah ditemukan di 19 provinsi negara itu. Bahkan, binatang tersebut telah melintasi sekitar 333 ribu hektar tanaman yang ada di wilayah-wilayah tersebut.
Ulat tentara dinilai sebagai hama tanaman yang sangat berbahaya. Hewan ini dapat menyerang dan merusak ratusan hektar tanaman hanya dalam satu malam.
Penemuan ulat tentara di Cina kali ini dikatakan menjadi ancaman besar bagi ketahanan pangan negara. Karena itu, Kementerian Pertanian harus mengatasi kebaradaan armyworm yang telah ditemukan di 19 provinsi negara Asia Timur tersebut.
Namun, hingga saat ini upaya pencegahan dan pengendalian hama masih belum menemui titik terang. Selama ini ulat tentara yang dalam bahasa ilmiahnya adalah Spodoptera frugiperda diketahui berasal dari jenis ngengat yang termasuk dalam suku Noctuidae. Larva atau ulatnya kemudian dikenal sebagai hama yang sangat merusak.
Ulat tentara diketahui tinggal di bawah permukaan tanah di siang hari dan secara aktif memakan tumbuhan pada malam hari. Biasanya, jenis ulat ini kerap menyerang tanaman pangan seperti jagung, padi, dan gandum.
Kerusakan akibat hama ulat ini sangat besar dan dapat tersebar melalui berbagai cara, mulai dari perdagangan sayuran, serta buah-buahan antarnegara. Selain ulat tentara, terdapat jenis serupa dari hewan tersebut yaitu ulat grayak atau dalam bahasa ilmiahnya adalah genus Spodoptera.