REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komisi Eropa akan menyumbangkan dana tambahan sebesar 23,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 336 miliar (dengan kurs Rp 14.100 per dolar AS) untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Hal itu disampaikan saat delegasi Uni Eropa menghadiri UNRWA Pledging Conference di New York, Amerika Serikat, Rabu (26/6).
Komisaris Uni Eropa untuk Kebijakan Lingkungan dan Perluasan Eropa Johannes Hahn mengatakan, peran UNRWA sangat vital bagi jutaan pengungsi Palestina yang hidup di beberapa negara Timur Tengah. “Kontribusi tambahan Uni Eropa adalah untuk memastikan jutaan pengingsi Palestina terus mendapat manfaat layanan kesehatan dan pendidikan di seluruh wilayah,” katanya, seperti dilaporkan laman Anadolu Agency.
Menurut Uni Eropa, sejak 1971, kemitraan strategis dengan UNRWA didasarkan pada tujuan bersama, yakni mendukung pembangunan manusia, kebutuhan kemanusiaan, dan perlindungan bagi pengungsi Palestina serta mempromosikan stabilitas di Timur Tengah. Saat menghadiri UNRWA Pledging Conference, Inggris pun mengumumkan akan meningkatkan kontribusinya untuk UNRWA. London siap menyumbangkan dana 85,5 juta dolar AS untuk badan tersebut.
Menteri Inggris untuk Timur Tengah Andrew Murrison mengungkapkan negaranya telah menjadi pendukung jangka panjang UNRWA. “Saya sangat prihatin dengan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dihadapinya. Kecuali dana tambahan diamankan, UNRWA mungkin tidak dapat melanjutkan bantuan makanannya di Gaza pada Juli,” ujarnya.
Dia berharap lembaga donor lain dapat mengikuti langkah Inggris. “Saya mendesak lembaga donor lain bergabung dengan kami dalam meningkatkan dukungan mereka untuk UNRWA pada saat yang kritis ini,” kata Murrison.
Ia pun menegaskan hanya solusi politik yang dapat menyelesaikan masalah pengungsi Palestina. “Hanya solusi politik yang dapat memberikan penyelesaian yang adil dan realistis untuk pengungsi Palestina, dan sampai saat itu, Inggris tetap berkomitmen mendukung pekerjaan UNRWA dan pengungsi Palestina di Timur Tengah,” ucapnya.
UNRWA mengalami krisis sejak Amerika Serikat (AS) memutuskan menghentikan pendanaan atau kontribusi tahunannya untuk lembaga tersebut. AS diketahui merupakan negara donor terbesar, yakni menyumbang 300 juta dolar AS setiap tahunnya.
Terdapat setidaknya 40 negara dan institusi yang menyokong krisis keuangan UNRWA pascaditinggal AS, antara lain Jepang, Inggris, Swedia, Jerman, Kanada, Australia. Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait, masing-masing menyumbang 50 juta dolar AS. Uni Eropa pun memberi bantuan yang signifikan.