Kamis 27 Jun 2019 19:42 WIB

Jepang Ingin Pererat Hubungan Bilateral dengan Cina

PM Jepang akan mengundang Presiden Cina musim semi mendatang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, Cina, Jumat (26/10).
Foto: Kyodo News via AP
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, Cina, Jumat (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan ingin meningkatkan dan mempererat hubungan bilateral dengan Cina. Dia hendak menciptakan era baru bagi relasi kedua negara dengan perekonomian terbesar di Asia.

Abe mengaku akan mengundang Presiden Cina Xi Jinping ke negaranya pada musim semi mendatang. “Sekitar waktu bunga sakura mekar musim semi mendatang, saya ingin menyambut Presiden Xi sebagai tamu negara ke Jepang dan berharap lebih meningkatkan hubungan antara Jepang dan Cina ke tingkat berikutnya,” kata Abe dalam pertemuan bilateral pendahulan dengan Xi menjelang perhelatan KTT G-20 di Osaka, Jepang, Kamis (27/6).

Hubungan Jepang dan Cina memang tak terlalu harmonis. Kedua negara terlibat perselisihan teritorial atas sejumlah pulau kecil di Laut Cina Timur serta warisan agresi Perang Dunia II oleh Negeri Matahari Terbit.

Namun, Abe memang berusaha memperbaiki dan mempererat hubungan Jepang dengan Cina. Pada Oktober tahun lalu, Abe mengunjungi Beijing. Saat menggelar konferensi pers bersama, Abe mengatakan, saat ini hubungan bilateral antara Jepang dan Cina telah memasuki fase baru. "Dari kompetisi hingga koeksistensi, hubungan bilateral Jepang dan Cina telah memasuki fase baru. Bergandengan tangan dengan Perdana Menteri (Cina) Li (Keqiang), saya ingin memajukan hubungan kami," ujarnya.

Abe berpendapat, sebagai negara yang bertetangga, penguatan hubungan bilateral memang perlu dilakukan. "Kita tetangga, kita adalah mitra yang bekerja sama satu sama lain. Kita harus menghindari menjadi ancaman untuk satu sama lain," ucapnya.

Pernyataan Abe itu disambut positif oleh Li. "Kami berdua merasa bahwa ada kepentingan bersama untuk mempertahankan hubungan Cina-Jepang dalam jangka panjang yang stabil, yang juga bermanfaat bagi stabilitas kawasan," kata Li. 

Ia mengatakan, Cina bersedia meningkatkan dialog tingkat tinggi dengan Jepang. Kedua negara, ujar Li, juga sepakat untuk tidak saling mengancam dan mengarahkan agresi terhadap satu sama lain. "Kita perlu memiliki cara yang konstruktif untuk menghilangkan segala jenis friksi atau konflik antara kedua negara," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement