Jumat 28 Jun 2019 12:34 WIB

Uni Eropa: Perang Dagang AS-China Rusak Ekonomi Global

Perang dagang AS-China dinilai berkontribusi pada perlambatan ekonomi global.

Red: Nur Aini
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, OSAKA -- Para pemimpin Uni Eropa (UE) pada Jumat (28/6), ketika ekonomi Kelompok 20 memulai KTT dua hari di kota Osaka, Jepang, memperingatkan bahwa meningkatnya gesekan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China berdampak pada kerusakan pertumbuhan ekonomi global.

KTT G20 tahunan dimulai di tengah kecemasan global yang meningkat atas perang dagang AS-China dan meningkatnya ketegangan atas komitmen nuklir Iran. Hal itu mengancam akan membayangi pembicaraan mengenai isu-isu lain seperti iklim dan ekonomi digital.

Baca Juga

Semua mata tertuju pada pertemuan berisiko tinggi antara Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 dan apakah presiden AS akan melakukan ancamannya terhadap tarif tambahan untuk barang-barang China.

"Hubungan perdagangan antara China dan AS sulit, mereka berkontribusi terhadap perlambatan ekonomi global," Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan pada konferensi pers.

"Dalam pembicaraan kami, baik dengan AS dan pihak berwenang China ... Saya menarik perhatian mereka pada dampak berbahaya yang diciptakan oleh masalah kontroversial ini."

Juncker mengatakan Uni Eropa bekerja sama dengan China, Jepang, AS, dan lainnya untuk mereformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan menciptakan lapangan permainan yang setara. Dia menambahkan pekerjaan untuk menyusun komunike G20 berlanjut.

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyatakan keprihatinan tentang Iran yang berpotensi melanggar komitmen nuklirnya, dengan mengatakan Uni Eropa akan terus memantau kepatuhan Teheran.

"Kami sangat mendesak Iran untuk melanjutkan implementasi penuh dari semua komitmennya di bawah kesepakatan nuklir, dan kami menanggapi dengan sangat serius kemungkinan pelanggaran komitmennya," kata Tusk pada konferensi pers.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement