REPUBLIKA.CO.ID, AL FAYYUM -- Pemerintah Mesir membuka akses piramida Lahun yang juga dikenal dengan nama El-Lahun untuk publik mulai pekan ini. Peninggalan kuno berusia 4.000 tahun itu berlokasi di Kota Al Fayyum, sekitar 60 mil barat daya Kairo.
Arkeolog Inggris, William Petrie menemukan situs bersejarah itu pada 1889. Selanjutnya, pada 2009, para arkeolog mengungkap keberadaan gudang mumi era Firaun dalam peti mati kayu berwarna cerah di dalam piramida.
Keputusan membuka akses piramida yang belum banyak diketahui untuk publik itu diambil setelah banyak pekerjaan konservasi serta restorasi yang tidak sederhana. Tim melakukan berbagai upaya supaya piramida bisa menjadi destinasi wisata bersejarah.
Beberapa hal yang dilakukan antara lain menyingkirkan puing-puing di koridor piramida serta ruang pemakaman. Mereka juga memasang tangga kayu agar pengunjung yang masuk bisa mengakses ruang bagian dalam dengan mudah.
"Kami memasang kembali bebatuan yang jatuh di aula dan koridor, memulihkan lantai batu yang rusak, serta memasang sistem pencahayaan," kata Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir, Mostafa Waziri.
Kementerian Mesir yang menangani peninggalan kuno memprediksi, Piramida Lahun dibangun pada masa pemerintahan dinasti ke-12 firaun Senusret II. Pemimpin itu berkuasa di Mesir sejak tahun 1897 sebelum Masehi (SM) hingga 1878 SM.
Pintu masuk Lahun terletak di sisi selatan, tidak sisi utara seperti kebanyakan piramida Mesir. Pada sebelah selatan kompleks situs yang sama, arkeolog juga menemukan makam Kerajaan Tengah yang penuh artefak, dikutip dari laman ABC News.