REPUBLIKA.CO.ID, OSAKA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan AS dan China bisa menjadi mitra strategis dalam hal perdagangan. Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers G-20 di Osaka, Jepang.
"Saya pikir kita bisa saling membantu. Jika kesepakatannya tepat dan terstruktur, kita bisa menjadi hebat satu sama lain," kata dia dilansir Stuff, Ahad (30/6).
Trump pada Sabtu (29/6) kemarin mengumumkan akan menangguhkan penambahan bea masuk impor senilai 300 miliar dolar AS dari China. Kebijakan ini pula yang telah menyebabkan pemberontakan publik yaitu perusahaan-perusahaan AS mulai dari konsol video game hingga bola tenis.
Trump juga mengakui fokusnya saat ini adalah membantu perusahaan-perusahaan AS yang selama ini melobi agar perusahaan teknologi China, Huawei, dicabut dari daftar hitam. "Saya senang perusahaan kami (AS) menjual barang kepada orang (negara) lain," ujar dia.
Dalam beberapa hari ke depan, Trump akan memutuskan apakah akan benar-benar menghapus Huawei dari daftar hitam. Hal ini berkaitan dengan perangkat yang tidak menimbulkan masalah bagi keamanan nasional.
Trump juga akan mempertimbangkan penghapusan Huawei dari daftar hitam itu mengingat China pun berkomitmen melanjutkan pembelian produk pertanian dan lainnya dari AS. Ini sebagai bagian dari gencatan senjata untuk memulai kembali perundingan kedua negara.
"Namun ini tidak berarti akan ada kesepakatan. Tapi mereka (China) ingin membuat kesepakatan," katanya.
Pihak China pun memberikan tanggapan atas pernyataan Trump itu, khususnya terkait nasib hubungan perdagangan antara Huawei dan perusahaan AS. Diplomat China Wang Xiaolong menuturkan China tentu saja akan menyambut baik jika pernyataan Trump itu diterapkan.
Pakar China di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Scott Kennedy, mengungkapkan apa yang disampaikan Trump tidak benar-benar membuat hubungan kedua negara menjadi lebih dekat untuk menyelesaikan perbedaan yang mendalam.
Menurutnya, Trump masih memiliki banyak pengaruh atas Beijing dan Huawei. Pemerintah AS memiliki perintah eksekutif yang melarang pembelian peralatan telekomunikasi China oleh AS. Pemerintah AS juga telah bergerak untuk membatasi akses China ke teknologi Amerika di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan dan robot.
Trump juga mempertahankan pajak impor yang ia naikkan ke ketinggian baru dalam beberapa pekan terakhir. Sejak pembicaraan terhenti pada 10 Mei lalu, kedua belah pihak telah memberlakukan gelombang tarif baru satu sama lain yang memengaruhi lebih dari setengah perdagangan barang antara kedua negara.