Ahad 30 Jun 2019 16:21 WIB

China Ingatkan Ada Jalan Panjang Menuju Kesepakatan Dagang

China dan AS akan menghadapi jalan panjang sebelum mencapai kesepakatan dagang

Rep: Rossi Handayani/ Red: Christiyaningsih
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping di Great Hall of the People di Beijing, Cina, Kamis (9/11).
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping di Great Hall of the People di Beijing, Cina, Kamis (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China dan Amerika Serikat (AS) akan menghadapi jalan panjang sebelum mereka dapat mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang. Hal ini disampaikan media pemerintah, China Daily, setelah presiden kedua negara mengadakan pembicaraan di Jepang.

"Meskipun Washington sepakat untuk menunda pengadaan tarif tambahan pada barang-barang China untuk membuat jalan bagi negosiasi dan Trump bahkan mengisyaratkan menunda keputusan Huawei sampai akhir negosiasi, masih sangat banyak hal-hal yang lainnya," katanya dalam sebuah editorial Sabtu (29/6) malam.

Baca Juga

Dua ekonomi terbesar dunia berada di tengah-tengah perang perdagangan yang pahit. Hal ini telah menyebabkan kedua negara menaikkan tarif yang semakin parah pada impor satu sama lain.

Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump bertemu di sela-sela KTT G20 di Osaka. Mereka sepakat untuk kembali ke pembicaraan.

"Kesepakatan tentang 90 persen masalah telah terbukti tidak cukup dan dengan 10 persen sisanya di mana perbedaan mendasar berada. Tidak akan mudah untuk mencapai konsensus 100 persen, karena pada titik ini, mereka tetap luas terpisah bahkan pada tingkat konseptual," sebut harian berbahasa Inggris tersebut yang sering digunakan oleh Beijing untuk menyampaikan pesannya ke seluruh dunia.

Pemerintahan Trump sebelumnya menyatakan perusahaan China, Huawei, menimbulkan risiko keamanan nasional karena hubungannya dekat dengan pemerintah China. Mereka telah melobi sekutu-sekutu AS untuk menjauhkan Huawei dari infrastruktur telekomunikasi 5G generasi mendatang.

Pejabat pemerintah China, Anggota Dewan Negara Wang Yi, dalam sebuah pernyataan tentang G20 yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri menyatakan pertemuan Xi-Trump telah mengirim sinyal positif kepada dunia. Meskipun masalah antara kedua negara tetap ada, China yakin selama mereka berdua mengikuti konsensus yang dicapai oleh para pemimpinnya, mereka dapat menyelesaikan masalah mereka atas dasar saling menghormati.

Komentar Trump pada Huawei dibuat pada konferensi pers selama lebih dari satu jam di Osaka setelah duduk bersama Xi yang menghasilkan sambutan hati-hati dari Cina. Kata Huawei sama sekali tidak disebutkan dalam penilaian pejabat G20.

Utusan khusus Kementerian Luar Negeri untuk urusan G20 dan kepala Departemen Urusan Ekonomi Internasional, Wang Xiaolong, mengatakan jika Amerika melakukan apa yang disampaikan pada Huawei maka China tentu saja akan menyambutnya.

"Menempatkan pembatasan di bidang yang melampaui teknologi dan faktor ekonomi pasti akan mengarah pada situasi yang tidak menguntungkan. Jadi jika pihak AS dapat melakukan apa yang dikatakannya maka kami pasti akan menyambutnya," kata Wang kepada wartawan.

Jeda dalam ketegangan kemungkinan akan disambut oleh komunitas bisnis dan pasar. Wakil presiden operasi China di Dewan Bisnis AS-Cina, Jacob Parker, mengatakan pembicaraan kembali merupakan berita baik bagi komunitas bisnis. Selain itu, kepastian juga dibutuhkan untuk hubungan yang perlahan-lahan memburuk.

"Sekarang saatnya bekerja keras untuk menemukan konsensus tentang masalah yang paling sulit dalam hubungan. Tetapi dengan komitmen dari atas kami berharap ini akan menempatkan kedua belah pihak pada jalan yang berkesinambungan menuju penyelesaian," kata dia dikutip dari Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement