Senin 01 Jul 2019 10:31 WIB

PM Abe Berharap Perundingan Nuklir Korut Ada Kemajuan

Putaran pembicaraan baru denuklirisasi Korut akan dilakukan pada Juli ini.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat berbicara di forum G20, Sabtu (29/6).
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat berbicara di forum G20, Sabtu (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mendukung proses perundingan denuklirisasi lanjutan antara Amerika Serikat (AS) dengan Korea Utara (Korut). Abe berharap, perundingan baru tersebut akan menghasilkan perkembangan positif.

"Saya berharap perundingan ini akan mengarah pada kemajuan," ujar Abe dikutip Kyodo News dan Jiji Press dalam konferensi pers di kediaman resmi perdana menteri, Senin (1/7).

Baca Juga

Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump sepakat mendorong kembali dialog denuklirisasi semenanjung Korea. Media pemerintah Korut, KCNA melaporkan, kedua pemimpin negara sepakat untuk membuat terobosan baru dalam denuklirisasi semenanjung Korea dan meningkatkan hubungan bilateral.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, putaran pembicaraan baru mengenai denuklirisasi akan dilakukan pada Juli ini. Namun, Pompeo belum menyebutkan tanggal spesifiknya. KCNA melaporkan, selama pertemuan Kim dan Trump menjelaskan mengenai keteganga di semenanjung Korea yang menjadi perhatian serta kepentingan bersama.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyambut baik pertemuan antara Kim dan Trump. Juru Bicara PBB, Stephane Dujurric mengatakan, PBB sepenuhnya mendukung upaya berkelanjutan dari kedua belah pihak untuk membangun hubungan baru menuju perdamaian berkelanjutan, menciptakan keamanan, dan denuklirisasi Semenanjung Korea.

"Para pemimpin utama kedua negara sepakat untuk tetap berhubungan di masa depan juga, dan melanjutkan dan mendorong dialog produktif untuk membuat terobosan baru dalam denuklirisasi semenanjung Korea dan dalam hubungan bilateral," kata kantor berita KCNA.

Sementara itu, dosen di Akademi Diplomatik Nasional Korea, Kim Hyun-wook mengatakan, dimulainya kembali perundingan nuklir merupakan fakta yang sangat menggembirakan. Namun, hal ini tidak berarti kedua belah pihak telah menyesuaikan posisi mereka masing-masing.

"Fakta perundingan nuklir telah dimulai sangat menggembirakan, tetapi itu tidak berarti kedua belah pihak telah menyesuaikan posisi mereka dan menetapkan kondisi untuk keberhasilan negosiasi tingkat tinggi," kata Kim Hyun-wook.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement