Senin 01 Jul 2019 11:18 WIB

Presiden Taiwan akan Transit di AS

Kunjungan Presiden Tsai Ing-wen ke As meresahkan China.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di Taipei, Taiwan, 10 April 2019.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di Taipei, Taiwan, 10 April 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dijadwalkan melakukan kunjungan ke sejumlah negara di Kepulauan Karibia bulan ini. Dalam perjalanannya tersebut, ia dilaporkan akan melakukan transit di Amerika Serikat (AS).

Dilansir di Straits Times, Senin (1/7), menurut Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan Miguel Tsao, Tsai akan mengunjungi sejumlah negara, diantaranya St Vincent da Grenadines, St Lucia, St Kitts dan Nevis, serta Haiti. Ia dijadwalkan melakukan perjalanan mulai 11 hingga 22 Juli mendatang.

Baca Juga

Meski hanya melakukan transit atau pemberhentian sementara, apa yang dilakukan Tsai dinilai sangat menganggu China. Sebelumnya, hal ini juga diutarakan oleh China dan pernah meminta agar AS menolak kedatangan presiden Taiwan tersebut.

Salah satu alasan mengapa China tidak menyukai langkah Tsai adalah karena dengan melakukan transit di AS, maka AS dianggap memberikan sinyal mengakui Taiwan sebagai sebuah negara merdeka.  Sejak 1979, AS telah menyetujui perjanjian diplomatik yang mengakui kebijakan Satu China, di mana Taiwan merupakan bagian dari negara itu dan saat ini menjadi provinsi yang membangkang.

China juga memiliki Kebijakan Satu China atau dikenal sebagai One China Policy yang diterapkan dan harus diakui oleh negara-negara yang memiliki kerja sama dengan mereka, termasuk AS. Dengan demikian, setiap negara yang membuka hubungan diplomatik dengan China tidak diperkenankan menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan.

Beijing kerap menyebut Taiwan adalah masalah paling sensitif, termasuk dalam hubungan negara itu dan AS. Selama ini, AS dan Taiwan tidak memiliki hubungan kenegaraan secara formal, namun hubungan tidak resmi, sesuai dengan isi perjanjian diplomatik dengan China tetap dapat dilakukan.

Dalam salah satu isi dalam perjanjian diplomatik tersebut, hubungan tidak resmi antara warga AS dan Taiwan dapat dijalin,diantaranya di bidang budaya, komersial, dan lainnya. Kerjasama dilakukan melalui sebuah lembaga nirlaba atau tanpa perwakilan pemerintah AS dan hubungan diplomatik formal. Lembaga ini didirikan berdasarkan hukum District of Colombia dan Institut Amerika di Taiwan (AIT).

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan antara China dan AS terjadi dengan meningkatnya perang dagang antara dua negara besar tersebut. Tak hanya itu, adanya patroli yang ditingkatkan oleh AS dalam beberapa bulan terakhir di Laut China Selatan telah mendapat tentangan dari China karena disebut dilakukan di wilayah yang diklaim kepemilikannya oleh negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement