REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pengiriman pertama sistem pertahanan S-400 buatan Rusia akan dilakukan dalam 10 hari, demikian laporan lembaga penyiaran NTV, Ahad (30/6), sehari setelah Erdogan menyatakan tidak akan ada sanksi AS atas perjanjian tersebut.
Amerika Serikat mengatakan S-400 buatan Rusia akan membahayakan pesawat tempur F-35 miliknya di mana Turki menjadi produsen sekaligus konsumennya. AS mengaku akan memberlakukan sanksi atas perjanjian tersebut, namun Erdogan pada Sabtu mengungkapkan Presiden AS Donald Trump mengatakan kepadanya tidak akan ada sanksi terkait sistem asal Rusia tersebut.
Ketika berbicara kepada awak media seusai KTT G20 di Jepang, tempatnya menggelar pembicaraan bilateral dengan Trump, Erdogan mengaku yakin perselisihan atas sistem S-400 akan diselesaikan tanpa masalah. Ia menambahkan rekannya AS mendukung Turki. Erdogan juga mengatakan dirinya berharap isu Halkbank Turki, yang menghadapi sanksi AS, yang diberlakukan terhadap Iran, dapat segera diatasi.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan negaranya sedang mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan sanksi Amerika Serikat (AS) karena membeli sistem rudal S-400 dari Rusia. Dia kembali menegaskan bahwa pembelian sistem rudal tersebut merupakan kebutuhan pertahanan negaranya.
Akar menjelaskan, meskipun membeli sistem rudal S-400, negaranya tetap melanjutkan kerja sama pertahanan dengan AS. Dalam konteks tersebut, Ankara masih melaksanakan tanggung jawabnya dalam proyek F-35 dan berharap program tersebut berlanjut seperti yang direncanakan.