REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Iran tidak akan pernah menyerah dengan tekanan Amerika Serikat (AS). Jika Washington ingin melakukan pembicaraan, maka mereka harus menghormati Iran.
Dalam beberapa pekan terakhir ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat tajam. Satu tahun setelah Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), AS menekan Iran dengan memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap mereka.
"Iran tidak akan pernah menyerang dengan tekanan dari Amerika Serikat, AS harus mencoba untuk menghormati Iran, jika mereka ingin berbicara dengan Iran, mereka harus menunjukan rasa hormat," kata Zarif, dalam siaran stasiun televisi nasional, Senin (1/7).
Trump sudah mengajak Iran mengadakan pembicaraan 'tanpa syarat'. Teheran menolak dengan mengatakan Trump harus kembali ke JCPOA jika memang ingin bernegosiasi dengan Iran.
Iran menembak jatuh drone milik militer AS bulan lalu. Sesuatu yang tidak pernah Iran lakukan sebelumnya. Insiden itu membuat Trump menjatuhi sanksi kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan pejabat-pejabat pemerintahan Iran lainnya.
Teheran menyebut sanksi terbaru AS itu 'sangat bodoh'. Mereka juga memperingatkan AS untuk tidak melanggar batas ruang udara mereka. Washington mengatakan drone mereka terbang di ruang udara internasional.