REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat mengecam keikutsertaan pejabat AS dalam pembukaan terowongan di Permukiman Silwan di Yerusalem Timur. Erekat mengecam keikutsertaan penasehat Gedung Putih Jason Greenblatt dan Duta Besar AS Untuk Israel David Friedman dalam upacara peresmian terowongan tersebut sebagai penghinaan tambahan terhadap hukum internasional.
"Kebenarannya ialah mereka adalah pemukim yang berusaha keras untuk melaksanakan Rencan Dewan Pemukim Yahudi. Pencaplokan. Buat mereka semua yang menghadiri konferensi Manama. Pemukim ini menghancurkan perdamaian. Dengarkan apa orang Israel yang menginginkan perdamaian mengatakan mengenai Friedman dan Greenblatt," papar Erekat.
Pejabat PLO tersebut mengatakan Friedman 'bukan duta besar AS', tapi ia adalah 'seorang pemukiman ekstremis Yahudi", demikian laporan Kantor Berita Resmi Palestina, WAFA, Senin (1/7).
"Saya berharap seluruh dunia, termasuk Amerika, dapat melihat ini. Ini bukan Duta Besar AS, tapi adalah seorang pemukim ekstremis Yahudi, dengan Greenblatt, juga di sana, menggali tanah Silwan, kota Palestina," katanya menambahkan.
"Kita mesti memperlihatkan ini kepada semua yang ikut di Manama." Ia merujuk kepada lokakarya ekonomi yang dipelopori AS baru-baru ini di Ibu Kota Bahrain, Manama.
"Ini bukan membuat sejarah. Ini adalah hari penghujatan dan aib dalam sejarah diplomasi Amerika. Suatu hari AS akan mengatakan Friedman dan Greenblatt bukan diplomat Amerika, mereka ada pemukim ekstremis fanatik Yahudi --yang banyak melakukan kerusakan pada citra dan kepentingan AS," kata Erekat.
Pejabat senior PLO tersebut menuduh Greenblatt bekerjasama dengan Friedman untuk mendorong kemakmuran bagi pemukim Yahudi. "Greenblatt dan Friedman memajukan kemakmuran buat pemukim, buat perusahaan permukiman kolonial rasis. Hari ini mereka sekali lagi menghina hukum internasional dengan merestui satu proyek pemukim yang telah mengusir puluhan keluarga Palestina dari Kompleks Masjid Al-Aqsha, yang berdekatan," tutur Erekat.
Ia menyeru semua pemimpin Arab dan Muslim agar menelepon Presiden AS Donald Trump dan mengutuk dengan sekeras-kerasnya provokasi Greenblatt dan Friedman, dan ancaman dari tindakan mereka buat rakyat Palestina, Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur.
Ia menyatakan dalam waktu 64 pekan, Israel menewaskan 310 orang Palestina, termasuk 44 anak kecil, dua perempuan, sembilan orang dengan kebutuhan khusus, dua wartawan dan empat petugas paramedis.