Selasa 02 Jul 2019 16:22 WIB

Pejabat Bank Dunia Terlibat Skandal Korupsi Amerika Latin

Keterlibatan pejabat Bank Dunia terungkap dalam laporan badan anti-trust Kolombia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Logo Bank Dunia
Logo Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Maria Victoria Guarin adalah mantan penasihat kunci proyek transportasi terbesar di Kolombia, tol sepanjang seribu kilometer yang menghubungkan ibu kota Bogota dengan pelabuhan Karabian. Sebagai pejabat investasi untuk salah satu unit Bank Dunia sudah menjadi tugasnya membantu pemerintah untuk menetapkan persyaratan kompetisi bagi para kontraktor. Tapi, ia menikah dengan eksekutif perusahaan yang memenangkan semua kontrak proyek yang ia awasi. 

Konflik kepentingan tersebut membuat Bank Dunia terseret dalam skandal korupsi terbesar di Amerika Latin. Hal itu terungkap dari laporan yang dirilis badan anti-trust Kolombia tahun lalu. 

Baca Juga

Konglemerat Grupo Aval yang mempekerjakan suami Guarin berkerja sama dengan Odebrecht, sebuah perusahaan konstruksi raksasa dari Brasil. Odebrecht mengaku menyuap sebesar 6,5 juta dolar AS agar mendapatkan salah satu proyek yang mereka menangkan secara ilegal.  

Skandal itu mengguncang politik di kawasan tersebut, membuat puluhan politisi senior dipenjara. Tapi, peran yang dimainkan Bank Dunia sebagai konsultan pemerintah selama ledakan infrastruktur dalam beberapa dekade terakhir tidak mendapatkan sorotan. 

Sektor swasta Bank Dunia yang dikenal International Finance Corporation (IFC) harus mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang dengan mempromosikan investasi swasta. Pada September tahun lalu, badan anti-trust Kolombia mengajukan gugatan kepada Guarin dan beberapa orang lainnya.  

IFC dituduh gagal menindak potensi konflik kepentingan Guarin yang terjadi hampir dua tahun. Ia juga dituduh menyimpangkan proses penawaran kontrak senilai 2,6 miliar dolar AS agar menguntungkan bos suaminya. 

Suami Guarin, Diego Solano yang juga terlibat kini menjadi Chief Financial Officer sebuah perusahaan perdagangan saham New York Stock Exchange. Jika terbukti mengambil keuntungan dari konflik kepentingan dan membuat kontrak yang tidak patut dipertahankan Guarin ada dikenakan denda sebesar 1 juta dolar AS. Aval dan anak perusahaan juga akan didenda 150 juta dolar AS. 

"Tidak ada keraguan IFC berkonspirasi menentang kompentisi bebas dan transparan," kata mantan regulator badan anti-trust yang memimpin penyelidikan, Pablo Robledo, Selasa (2/7). 

Belum ada yang dinyatakan bersalah atau indikasi Guarin dan Solano mendapat keuntungan finansial dari keterlibatan mereka. Tapi pada bulan April lalu, hakim meminta Jaksa Agung Kolombia untuk menyelidiki pasangan tersebut saat persidangan CEO konsorisum Grup Aval Jose Melo yang dijatuhi hukuman 11 tahun penjara.  

Dalam persidangan tersebut seorang mantan wakil menteri transportasi yang dipenjara karena menerima suap bersaksi. Mantan pejabat tersebut mengatakan ia diyakinkan seorang manager Odebrecht melalui Guarin perusahaan mereka sudah mempengaruhi struktur penawaran. 

Dalam perjanjian tawar menawar masa hukuman atau plea agreement 2016 dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS), Odebrecht mengaku memberikan suap senilai 800 juta dolar AS. Tujuannya agar memenangkan kontrak di 12 negara yang sebagian besar di Amerika Latin.

Pada saat proyek jalan tol, perusahaan-perusahaan multinasional masih memulihkan diri diri krisis keuangan global dan banyak investor yang khawatir Kolombia masih menghadapi serangan dari kelompok bersenjata. Misi IFC adalah membantu pemerintah untuk menarik investor masuk. 

Berdasarkan temuan badan anti-trust, IFC berdiam diri saat perusahaan suami pegawai mereka mengambil keuntungan dari konflik kepentingan. Di antara ketidakwajaran lainnya adalah pertemuan makan siang antara Guarin, suaminya dan Melo. Pertemuan itu dilakukan pada Januari 2009, beberapa pekan sebelum syarat penawaran diumumkan. 

Kontak di antara mereka terus berlanjut selama proses penawaran berlangsung. Pada saat itulah, menurut regulator anti-trust, ada aturan ketat yang memastikan komunikasi antara pemerintah dan penasihatnya berjalan transparan dan semua penawar atau kontraktor mendapatkan akses informasi yang setara.

Selama periode itu, Guarin mengirim email kepada pemerintah meminta merkea untuk menurunkan persyaratan jaminan bagi peserta lelang. Ia mengatakan mendapatkan informasi dari eksekutif Odebrecht jumlah yang besar 'merusak kesepakatan'. Satu bulan kemudian persyaratannya pun diubah.  

"Standar emas yang harusnya menjadi karakter perilaku IFC berdasarkan kode etik Bank Dunia jelas tidak diikuti, pasangan ini jelas memiliki kepentingan untuk karir mereka dalam sukses atau gagalnya proyek ini," kata pengacara dan direktur International Anti-Corruption Institute Camilo Enciso. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement