REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengatakan ia merasa terhormat telah dinominasikan sebagai presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Selasa (2/7). Ia memutuskan untuk sementara waktu mundur dari kepemimpinan IMF selama periode pencalonan.
"Saya merasa terhormat telah dinominasikan untuk Kepresidenan Bank Sentral Eropa. Mengingat hal ini, dan berkonsultasi dengan Komite Etika Dewan Eksekutif IMF, saya telah memutuskan sementara waktu melepaskan tanggung jawab saya sebagai Direktur Pelaksana IMF selama periode pencalonan," kata Lagarde dalam sebuah pernyataan.
Lagarde, berkebangsaan Prancis, akan menjadi wanita pertama yang memimpin ECB. Dia akan menggantikan Mario Draghi, yang masa jabatannya delapan tahun berakhir pada 31 Oktober.
Nominasi Lagarde adalah bagian dari perjanjian para pemimpin Uni Eropa (UE) tentang kepemimpinan masa depan lembaga-lembaga Uni Eropa. Hal ini juga termasuk mengusulkan Menteri Pertahanan wanita Jerman Ursula von der Leyen menjadi Presiden Komisi Eropa berikutnya.
"Christine Lagarde, dengan latar belakang internasionalnya dan berdiri sebagai direktur pelaksana Dana Moneter Internasional saat ini, akan menjadi presiden Bank Sentral Eropa yang sempurna," kata Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dalam konferensi pers.
Pada 5 Juli 2011, Lagarde menjadi direktur pelaksana IMF ke-11 dan wanita pertama yang memegang posisi itu. Dia terpilih untuk masa jabatan lima tahun kedua sebagai direktur pelaksana IMF yang dimulai pada 5 Juli 2016. Sebelum bergabung dengan IMF, Lagarde menjabat sebagai menteri keuangan Prancis dari 2007 hingga 2011.