Kamis 04 Jul 2019 05:20 WIB

Seorang Wanita Meninggal Akibat Longsor di Jepang

Lebih dari satu juta warga Kagoshima mengungsi akibat hujan lebat.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Ani Nursalikah
Petugas pemadam kebakaran mengawasi tingkat air di Sungai Wada saat hujan lebat melanda Kagoshima City, Jepang, Rabu (3/7).
Foto: Kyodo News via AP
Petugas pemadam kebakaran mengawasi tingkat air di Sungai Wada saat hujan lebat melanda Kagoshima City, Jepang, Rabu (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana longsor dan banjir melanda pulau Kyushu di Jepang akibat hujan lebat di wilayah itu. Menurut laporan BBC, seorang wanita tua yang bermukim di kota Kagoshima menjadi korban meninggal dunia akibat bencana itu.

Laporan itu menyebut, wanita tua itu meninggal dunia setelah tanah longsor menghantam rumahnya. Namun, sampai saat ini, masih belum ada keterangan lebih lanjut mengenai korban tersebut.

Baca Juga

Sementara, sampai Kamis dini hari (4/7), setidaknya lebih dari satu juta orang diperintahkan untuk mengungsi menyusul peringatan tanah longsor dan banjir  akibat hujan lebat. Pihak berwenang mendesak warga di bagian prefektur Kagoshima dan Miyazaki untuk segera pindah ke tempat yang aman. Perdana Menteri Shinzo Abe juga telah mengatakan kepada penduduk kota untuk mengambil langkah-langkah melindungi hidup mereka.

Gubernur Satoshi Mitazono melaporkan prefektur Kagoshima telah meminta pasukan bela diri Jepang untuk membantu upaya bantuan. Seluruh populasi kota Kagoshima, Kirishima dan Aira diperintahkan untuk pergi.

"Bencana besar dapat terjadi di mana saja, kapan saja," kata dia.

Dia mengatakan dalam sebuah pesan kepada warga situasinya sangat berbahaya. Sebanyak 930 ribu orang lainnya di selatan pulau juga disarankan untuk pindah.

Tetapi pada sore hari waktu setempat, Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran negara itu dilaporkan mengatakan kurang dari 4.000 orang telah dievakuasi. Pejabat cuaca mengatakan intensitas hujan sebanyak 1.000 Mm telah turun di pulau Kyushu sejak Jumat (28/6) lalu. Badan Meteorologi Jepang memperkirakan hujan akan berlanjut hingga pekan depan.

Hujan dengan intensitas sebanyak 350 Mm lebih lanjut diperkirakan akan turun di bagian selatan pulau. Sementara, sebanyak 300 Mm diperkirakan akan turun di bagian utara pada Kamis pagi waktu setempat.

Beberapa daerah diperkirakan akan mendapatkan lebih dari 80 Mm hujan setiap jam. Badan itu mengatakan curah hujan sebulan bisa mencapai bagian Kyushu hanya dalam 24 jam.

Pulau Shikoku juga diperkirakan menerima hujan hingga 250 Mm pada periode yang sama. Bagian depan hujan diperkirakan akan menggantung di seluruh kepulauan Jepang hingga Sabtu (6/7).

"Jika hujan lebat terus berlanjut selama berjam-jam di wilayah yang sama, kami mungkin mengeluarkan peringatan hujan khusus, yang merupakan peringatan tingkat tertinggi yang mengindikasikan bencana telah terjadi,“ kata pejabat lembaga Badan Meteorologi Jepang, Ryuta Kurora kepada wartawan, dilansir di The Business Standard.

Dia memperingatkan tanah longsor yang mengancam jiwa dapat terjadi kapan saja di beberapa bagian Kagoshima dan menambahkan hujan lebat akan berlanjut dalam semalam. "Akan terlambat untuk mengungsi setelah peringatan dikeluarkan, evakuasi lebih awal tanpa menunggu," katanya.

Pada Juli lalu, sekitar 200 orang tewas di Jepang barat dalam bencana banjir terburuk di negara itu dalam beberapa dekade. Jumlah itu adalah angka kematian tertinggi yang disebabkan oleh curah hujan di Jepang sejak 1982.

Saat itu sekitar dua juta orang diungsikan. Lebih dari 70 ribu pekerja darurat dikerahkan setelah hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor di wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement