REPUBLIKA.CO.ID, MEXICOCITY -- Polisi Meksiko menangkap lima pelaku penculikan lebih dari dua puluh karyawan call center kota pariwisata Caucun. Pihak berwenang menduga penculikan tersebut dipicu perseteruan bisnis.
Jaksa Agung Negara Bagian Quintana Roo, Oscar Montes de Oca mengatakan karyawan dan pemilik call center sudah dibebaskan polisi pada Rabu (3/7) pagi. Mereka diculik selama beberapa jam sejak Selasa (2/7) malam.
"Penyelidikan kami mengarahkan kami pada kesimpulan awal ini perseteruan antara pemiliki usaha, dan faktanya pemilik salah satu dari 27 orang yang diculik," kata Montes de Oca, Kamis (4/6).
Pihak berwenang mengatakan mungkin konflik tersebut dipicu masalah gaji yang ditahan buruknya perlakukan terhadap karyawan di call center yang menjual paket wisata tersebut. Montes de Oca mengatakan ia juga akan menyelidiki apakah para tersangka anggota kartel narkoba atau bukan.
Penyelamatan dilakukan pasukan Garda Nasional. Polisi militer yang dibentuk Presiden Andres Manuel Lopez Obrador tahun ini untuk mengatasi kekerasan yang terjadi penjuru Meksiko.
Sekitar delapan orang bersenjata menyerbu call center, menculik 30 orang yang dibawa ke dalam sebuah mobil van dan membawa mereka ke sebuah rumah di pinggir kota Caucun. Ketika polisi tiba di rumah itu mereka menemukan lima orang bersenjata menjaga 27 karyawan call center yang ditutup matanya. Montes de Oca mengatakan sebelumnya para penculik sudah membebaskan tiga orang.
Montes de Oca mengatakan polisi segera meringkus tiga orang penculik dan menangkap sisanya dalam pengejaran singkat. Di rumah tersebut, polisi menemukan senapan AR-15 dan dua pistol kaliber 9 mm.