Kamis 04 Jul 2019 20:13 WIB

Mahasiswa Australia yang Dibebaskan Korut Tiba di Cina

Mahasiswa Australia yang dibebaskan Korut dalam kondisi baik.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Mahasiswa Universitas Kim Il Sung asal Australia, Alek Sigley (29 tahun), dilaporkan ditangkap otoritas Korea Utara (Korut).
Foto: Twitter
Mahasiswa Universitas Kim Il Sung asal Australia, Alek Sigley (29 tahun), dilaporkan ditangkap otoritas Korea Utara (Korut).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Seorang mahasiswa Australia yang ditahan di Korea Utara (Korut), Alek Sigley (29 tahun) dibebaskan dan dengan aman meninggalkan negara itu pada Kamis (4/7). Hal itu terjadi setelah pejabat Swedia membantu menengahi pembebasannya.

"Saya oke. Saya baik, saya sangat baik, "kata Sigley kepada wartawan setelah tiba di bandara Beijing.

Baca Juga

Sigley yang sedang belajar di ibu kota Korut, Pyongyang, dilaporkan hilang sejak 25 Juni. Dia menolak berkomentar tentang perihal yang terjadi padanya di Pyongyang. Dia membuat simbol perdamaian saat dia berjalan melalui bandara.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, Sigley yang ditahan di Korut telah dibebaskan dan dengan aman meninggalkan negara itu. Dia kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihak berwenang Swedia telah membantu mengamankan pembebasan pelajar tersebut.

"Hasil ini menunjukkan nilai yang bijaksana, di balik layar pekerjaan para pejabat dalam menyelesaikan kasus konsuler yang kompleks dan sensitif, dalam kemitraan erat dengan pemerintah lain," kata Morrison dalam pernyataan itu.

Dia tidak mengatakan alasan mengapa Sigley ditahan. Australia tidak memiliki kehadiran diplomatik di Korut. Untuk itu, mereka bergantung pada negara lain seperti Swedia dalam bertindak atas namanya.

Sebuah sumber pemerintah Australia yang mengetahui rincian membenarkan bahwa Sigley berada di Beijing, dan akan segera melakukan perjalanan ke Tokyo. Sigley, dari kota Perth, Australia barat, menikah dengan seorang wanita Jepang, Yuka Morinaga. Seorang juru bicara untuk keluarga Sigley mengarahkan semua pertanyaan kepada pemerintah Australia.

Menurut informasi melalui Twitter-nya, Sigley menempuh pendidikan untuk mendapatkan gelar pascasarjana dalam sastra Korea modern di Universitas Kim Il Sung. Hal itu menjadikannya salah satu dari segelintir mahasiswa Barat yang belajar di Korut.

Perlakuan terhadap orang asing, biasanya dari Amerika Serikat (AS), oleh Korut telah lama menjadi masalah yang diperdebatkan. Beberapa telah ditahan sebagai tahanan selama bertahun-tahun dengan tuduhan mata-mata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement