REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Peru mengundang China, Rusia, Kuba, Amerika Serikat ,serta puluhan negara lainnya ke Lima pada 6 Agustus guna membahas krisis politik Venezuela.
Menteri Luar Negeri Peru, Nestor Popolizio menuturkan gagasan untuk mempertemukan negara-negara yang terkait dengan krisis Venezuela dengan harapan dapat mendorong dialog dan menghimpun dukungan untuk pemilihan baru.
Perwakilan pemerintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan oposisi tidak diundang, lanjutnya. "Kami tidak ingin mempolarisasi pertemuan tersebut," kata Popolizio saat konferensi pers.
Pada 2017, Peru membentuk Kelompok Lima, blok regional negara-negara Amerika Latin dan Karibia plus Kanada yang mendorong reformasi demokratis di Venezuela selama beberapa tahun. Tak jarang kelompok tersebut mengeluarkan pernyataan kritis bersama terhadap Maduro.
Namun, dengan memburuknya krisis politik tahun ini, Popolizio berpendapat bahwa penting bagi sekutu Maduro seperti China, Rusia dan Kuba, menjadi bagian dalam upaya untuk menemukan solusi.
"Pertemuan tentang masalah Venezuela sedang diupayakan," kata Popolizio.