Jumat 05 Jul 2019 19:37 WIB

Boeing Janjikan Rp 1,4 Triliun Bantuan Terkait Korban Pesawat 737 MAX

Dana tersebut tidak akan diserahkan langsung ke pihak keluarga

Red:
abc news
abc news

Boeing menyatakan kesediaannya untuk membayarkan 100 juta dolar AS (sekitar Rp 1,4 triliun) selama waktu beberapa tahun untuk membantu keluarga dan masyarakat yang terdampak dua kecelakaan pesawat 737 Max di Indonesia dan Ethiopia.

Dikatakan, pembayaran yang akan dilakukan Boeing bersifat multiyear (pembayaran dilakukan selama beberapa tahun) dan tidak terkait dengan gugatan ganti rugi dari keluarga korban yang kini sedang berjalan.

Dua kecelakaan pesawat buatan Boeing dialami maskapai Lion Air di Indonesia pada Oktober 2018 dan maskapai Ethiopian Airlines pada Maret 2019. Tercatat sebanyak 346 orang tewas dalam kedua kecelakaan ini.

Menurut Boeing, dana tersebut tidak akan diserahkan langsung ke pihak keluarga, melainkan disalurkan melalui pemerintah setempat dan LSM untuk membantu keluarga korban dalam pembiayaan pendidikan, biaya hidup, serta mendorong pembangunan ekonomi masyarakat yang terdampak.

Boeing juga menjanjikan akan mengimbangi berapa pun nilai sumbangan dari karyawannya, yang akan dikumpulkan hingga Desember mendatang.

"Keluarga dan mereka yang berada dalam pesawat itu mendapatkan simpati kami yang terdalam. Kami berharap langkah awal ini dapat membantu memberikan kenyamanan bagi mereka," kata CEO Boeing, Dennis Muilenburg.

Puluhan gugatan ganti rugi telah diajukan terhadap Boeing oleh pihak keluarga korban Lion Air dan Ethiopian Airlines. Perusahaan itu sedang dalam tahap pembicaraan bagi penyelesaian gugatan dalam kasus Lion Air.

Secara terpisah Boeing juga menawarkan negosiasi dengan keluarga korban Ethiopian Airlines, namun sebagian di antara keluarga korban mengatakan tidak siap untuk itu.

Janji bantuan dana dari Boeing diumumkan di saat perusahaan itu menghadapi tindakan penyelidikan dari regulator serta dari politisi Amerika terkait pengembangan pesawat jenis 737 MAX.

Perusahaan ini menuai kritik atas respons mereka terhadap kedua kecelakaan itu yang dinilai sebagian orang sebagai kaku dan lamban. Namun Muilenburg menyatakan Boeing memprioritaskan keselamatan dan telah bertekad untuk mengambil pelajaran dari kecelakaan tersebut.

Pesawat 737 Max dihentikan beroperasi di seluruh dunia pada bulan Maret 2019 setelah terjadinya kecelakaan kedua. Boeing kini mengerjakan perbaikan perangkat lunak yang diidentifikasi dalam kedua kecelakaan, dan harus mendapatkan persetuuan regulator udara AS sebelum 737 Max dapat mengudara kembali.

Reuters/AP

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement