Rabu 03 Jul 2019 19:48 WIB

Penyelidik PBB Minta KTT G-20 tak Digelar di Arab Saudi

Pembunuhan Khashoggi jadi pertimbangan untuk memindahkan lokasi KTT G20.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penyelidik Khusus PBB yang menyelidiki pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, Agnes Callamard meminta negara-negara untuk mempertimbangkan kembali untuk mengadakan KTT G20 berikutnya di Arab Saudi.

Callamard dalam sebuah laporan bulan lalu menemukan bukti bahwa Pangeran Mahkota Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) yang berkuasa di Arab Saudi terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Callamard, yang mempresentasikan laporannya kepada PBB, mengatakan bahwa KTT G20 berikutnya, dijadwalkan pada November 2020 di Riyadh, menawarkan kesempatan untuk menekan Arab Saudi.

Baca Juga

"Akuntabilitas politik untuk Khashoggi akan berarti bahwa itu tidak terjadi atau dipindahkan ke tempat lain, atau sesuatu sedang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem politik di Amerika Serikat (AS) dan di negara-negara lain tidak terlibat dalam kejahatan internasional itu," kata Callamard di Lembaga Brookings di Washington, dilansir Aljazirah, Rabu (3/7).

G20 merupakan forum para pemimpin internasional yang terdiri atas 19 negara dan Uni Eropa (UE). Secara kolektif, pengelompokan ini mewakili lebih dari 80 persen ekonomi dunia, dan dua pertiga penduduknya. Tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan stabilitas keuangan internasional.

Pelapor PBB tersebut menyatakan penting untuk mengetahui bahwa sebuah negara melakukan pembunuhan Khashoggi. Di mana ia dicekik dan dipotong-potong sesaat setelah ia memasuki konsulat Saudi di kota Istanbul di Turki pada Oktober tahun lalu, untuk menangani dokumen pernikahan.

Arab Saudi telah berulang kali membantah keterlibatan MBS. Pejabat Saudi awalnya membantah pembunuhan Khashoggi di konsulat, dengan mengatakan ia telah meninggalkan tempat itu. Kerajaan lalu mengubah narasinya beberapa kali sebelum kemudian mengakui dia terbunuh dan menyalahkan agen keamanan yang tidak patuh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement