REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Michelle Bachelet mengatakan bahwa ia terkejut dengan kondisi yang dihadapi para migran dan pengungsi di fasilitas penahanan Amerika Serikat (AS), Senin (8/7).
Bachelet mengatakan, anak-anak yang dihentikan oleh petugas perbatasan tidak boleh ditahan di fasilitas penahanan imigrasi atau dipisahkan dari keluarga mereka. Selain itu, penahanan juga seharusnya tidak menjadi sanksi yang diterapkan bagi orang dewasa.
"Setiap perampasan kebebasan para migran dewasa dan pengungsi harus menjadi langkah terakhir," kata komisioner itu, yang mengajukan permohonan untuk alternatif tanpa penahanan.
Seorang juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani, mengatakan Bachelet memutuskan untuk berbicara lebih lantang daripada sebelumnya. Hal itu terjadi setelah inspektur jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengeluarkan laporan pekan lalu yang memperingatkan kondisi berbahaya di fasilitas penahanan imigrasi AS.
Dalam sebuah pernyataan, Bachelet menyampaikan, banyak migran dan pengungsi menempuh perjalanan berbahaya dengan anak-anak untuk mencari perlindungan dan martabat. Mereka juga menginginkan kondisi yang jauh dari kekerasan dan kelaparan.
"Ketika mereka akhirnya percaya bahwa mereka telah tiba dengan selamat, mereka mungkin menemukan diri mereka terpisah dari orang-orang yang mereka cintai dan terkunci dalam kondisi tidak bermartabat. Ini seharusnya tidak pernah terjadi di mana pun," kata Bachelet.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa para migran berasal dari kondisi kemiskinan yang tidak dapat dipercaya. Trump menyatakan para imigran dalam keadaan yang jauh lebih baik sekarang. Dia kemudian memuji patroli perbatasan dan petugas penegak hukum lainnya di perbatasan AS-Meksiko. Ia mengatakan, para pekerja melakukan hal yang luar biasa, mereka harus menjadi perawat dan petugas kebersihan.
Laporan Homeland Security merupakan kabar kedua mengenai kondisi di pusat-pusat penahanan sementara di Texas yang menjadi tempat para imigran ditahan. Untuk yang pertama, berdasarkan kunjungan ke fasilitas Patroli Perbatasan di Texas bagian barat pada Mei, menunjukkan lusinan migran berdesakan di ruangan sehingga beberapa harus berdiri di atas toilet. Laporan merinci bagaimana 900 migran berada di fasilitas yang seharusnya untuk 125 orang, dengan banyak yang ditahan karena dinilai melanggar kebijakan pemerintah.
Laporan pekan lalu, dirilis 2 Juli, menyatakan beberapa fasilitas Patroli Perbatasan di Texas selatan terlalu penuh sesak. Tahanan menggedor jendela sel, berteriak dan menempelkan catatan ke jendela untuk inspektur. Sebuah foto menunjukkan seorang pria memegang selembar karton dengan satu kata, 'tolong'.
Para pengawas juga memperingatkan bahwa banyak anak-anak tidak memiliki akses ke kamar mandi dan ditahan jauh lebih lama dari 72 jam. Lima anak telah meninggal dalam tahanan Patroli Perbatasan dari Desember.
"Sebagai seorang dokter anak, tetapi juga sebagai seorang ibu dan mantan kepala negara, saya sangat terkejut bahwa anak-anak dipaksa tidur di lantai di fasilitas yang penuh sesak, tanpa akses ke perawatan kesehatan atau makanan yang memadai, dan dengan kondisi sanitasi yang buruk," ucap Bachelet, yang seorang mantan presiden Chili.
"Menahan seorang anak bahkan untuk waktu singkat dalam kondisi yang baik dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan perkembangan mereka. Pertimbangkan kerusakan yang dilakukan setiap hari dengan membiarkan situasi yang mengkhawatirkan ini berlanjut," kata dia.