Rabu 10 Jul 2019 19:13 WIB

Theresa May Sesali Pengunduran Diri Dubes Inggris untuk AS

Dubes Inggris untuk AS mundur setelah menyebut Trump tidak kompeten dalam memo bocor.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Duta Besar Inggris untuk Amerika Serikat (AS) Kim Darroch
Foto: Gov.uk
Duta Besar Inggris untuk Amerika Serikat (AS) Kim Darroch

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May menyesali keputusan Duta Besar Inggris untuk AS Kim Darroch mengundurkan diri. Ia menambahkan pejabat pemerintah harus memberikan saran 'yang penuh dan jujur'. 

Darroch mengundurkan diri setelah Presiden AS Donald Trump menyebutnya 'bodoh' dan 'lemah'. Pernyataan presiden AS ke-45 itu dipicu bocornya memo rahasia di mana Darroch menyebut Trump tidak kompeten.

"Pagi ini saya sudah berbicara dengan Sir Kim Darroch, saya sudah memberitahunya ini persoalan yang sangat disesali bahwa ia merasa perlu mengundurkan diri dari posisinya," kata May kepada parlemen Inggris, Rabu (10/7). 

Memo Darroch tersebut bocor ke surat kabar Inggris. Membuat Trump melepaskan serangannya melalui media sosial Twitter. Tidak hanya Darroch, ia juga menyerang May karena telah memberikan dukungan kepada duta besar tersebut. 

Dalam ketegangan antar dua sekutu dekat itu, Trump mengatakan tidak akan berurusan lagi dengan Darroch dan menyebut May 'bodoh'. Dalam surat pengunduran dirinya, Darroch mengatakan posisinya tidak dapat lagi dipertahankan. 

"Sejak bocornya dokumen resmi dari Kedutaan Besar ini, ada banyak spekulasi seputar posisi saya dan lamanya masa jabatan saya sebagai duta besar, saya ingin mengakhiri spekulasi itu, situasi saat ini membuat saya tidak mungkin menjalankan peran saya seperti yang saya inginkan," kata Darroch.  

Dalam memo rahasia yang tertanggal pada tahun 2017 sampai sekarang, Darroch mengatakan laporan tentangan adanya pertempuran di dalam Gedung Putih 'sebagian besar benar'. Ia menggambarkan keputusan Trump membatalkan serangan ke Iran sebagai sesuatu yang membingungkan. 

"Kami tidak benar-benar yakin pemerintahan ini akan menjadi sepenuhnya normal, kurang disfungsional, kurang tidak dapat diprediksi, kurang penuh dengan faksi-faksi, kurang ceroboh dalam urusan diplomatik dan kurang tidak kompeten," kata Darroch dalam memonya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement