Kamis 11 Jul 2019 05:27 WIB

Inggris dan Kanada Tuan Rumah Konferensi Perlindungan Media

Inggris dan Kanada memimpin desakan untuk memberikan perlindungan terhadap jurnalis.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
jurnalis di penjara (ilustrasi)
Foto: www.examiner.com
jurnalis di penjara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris dan Kanada memimpin desakan untuk memberikan perlindungan terhadap jurnalis. Mereka mengatakan kebebasan pers melindungi masyarakat dari penyalahgunaan kekuasaan.

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt dan Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland menjadi tuan rumah konferensi yang membahas isu perlindungan jurnalis dan media di London. Pertemuan ini dihadiri politisi, pejabat, aktivis dan jurnalis lebih dari 100 negara.

Baca Juga

Tapi dua media besar Rusia dilarang untuk menghadiri pertemuan ini. Pemerintah Inggris mengatakan Sputnik dan RT News dilarang karena peran aktif mereka dalam menyebarkan informasi yang salah.

Dilansir Associated Press, acara ini ini akan mempertemukan lebih dari 1.000 tamu. Komunitas diplomatk, organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat dan akademisi juga akan menghadiri pertemuan ini.

"(Konferensi) ini akan mengkaji tantangan yang dihadapi kebebasan media dan peluang yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi jurnalis," kata pemerintah Inggris dalam situs resmi mereka, Rabu (10/7). 

Pengacara hak asasi manusia Amal Clooney, utusan khusus pemerintah Inggris dalam kebebasan media juga menghadiri konferensi ini. Ia dijadwalkan akan membentuk panel yang berisi para pakar yang akan memberikan saran kepada pemerintah untuk memperkuat perlindungan hukum bagi jurnalis.

Dilansir dari situ Global Forum For Media Development acara tersebut berjudul Defend Media Freedom. Acara yang digelar pada tanggal 10 sampai 11 Juli ini akan membahas empat tema dasar.

Pertama proteksi dan presekusi termasuk impunitas jurnalis. Kedua kerangka nasional dan legislasi, ketiga membangun kepercayaan di media dan melawan disinformasi dan terakhir keberlanjutan media.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement