Menteri Luar Negeri Australia Senator Marise Payne menegaskan pihaknya tidak mengkhawatirkan adanya kapal mata-mata China yang dilaporkan tiba di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di dekat Queensland, Jumat (12/7/2019).
Kapal China tersebut, menurut sumber ABC di kalangan militer, berada di sana untuk memonitor latihan perang yang bakal digelar Australia bersama AS dan Jepang, Talisman Sabre.
Menlu Payne menyatakan, kapal itu beroperasi di perairan internasional menurut aturan hukum internasional dan menjalankan hak kebebasan navigasi.
"Itu bukan yang pertama suatu negara berkepentingan mengirimkan kapal ke lokasi seperti itu di luar area kegiatan Talisman Sabre, sepanjang mematuhi ketentuan hukum internasional sehingga mereka yang ambil bagian dalam Talisman Sabre bisa mengatur kegiatannya dengan baik," jelasnya.
Sebelumnya, ABC melaporkan kapal China itu telah dipantau secara dekat oleh Angkatan Bersenjata Australia (ADF), sejak bergerak ke arah Australia pekan lalu.
Sumber ABC menjelaskan posisi kapal telah mencapai ZEE Australia di perairan Coral Sea, namun tetap di luar wilayah teritorial negara ini.
Kapal mata-mata itu, kata sumber ABC, adalah kapal Tianwangxing, yang kalau diterjemahkan berarti "Uranus".
Kapal ini merupakan bagian dari Armada Laut Timur Tentara Pembebasan Rakyat China yang berpangkalan di Propinsi Zhejiang, dan dibuat akhir tahun 2010.
Di atas kapal bertipe Dongdiao AGI 853 ini terdapat sejumlah wahana berbentuk bola, yang menutupi piringan antena penangkap dan pengganggu sinyal radio.
Kalangan pakar pertahanan menjelaskan antena yang sangat kuat tersebut mampu menyerap data intelijen berharga dalam jumlah besar ke mana pun kapal berlayar.
Sekitar 25.000 personel militer khususnya dari Amerika Serikat dan Australia akan terlibat latihan perang tahun ini, yang difokuskan pada pertempuran "high-end" tingkat menengah.
Sumber-sumber ABC menyebutkan China tertarik untuk mengetahui bagaimana Satuan Bela Diri Maritimnya beroperasi dengan ADF dan Amerika Serikat.
"Talisman Saber tahun ini melibatkan Brigade Gerak Cepat Amfibi Jepang yang dibentuk tahun lalu sebagai opsi tanggapan atas potensi serbuan China di Kepulauan Senkaku," kata seorang pejabat militer kepada ABC.
"Kemampuan dan interoperabilitas mereka dengan Australia dan Amerika Serikat akan menarik bagi Beijing," jelas sumber yang tak mau disebutkan namanya.
Sementara itu Panglima Operasi Gabungan ADF Letjen Greg Bilton tidak bersedia menjelaskan bagaimana ADF akan menanggapi kehadiran kapal mata-mata China.
"Saya tidak akan membahas rincian operasional, tapi yang pasti kami akan mengambil tindakan yang tepat sehubungan dengan kapal itu," tegasnya.
"Itu kapal yang mengumpulkan informasi, jadi itu bukan ancaman besar tapi kami akan mengambil tindakan yang tepat," tambah Letjen Bilton.
Baru bulan lalu tiga kapal perang China secara mengejutkan memasuki Sydney Harbour untuk kunjungan yang tak diumumkan sebelumnya.
Pada bulan Mei, ABC melaporkan bahwa kapal Angkatan Laut Australia telah dibuntuti oleh militer Tiongkok selama transit di Laut China Selatan.
Pilot-pilot pesawat AL Australia juga menjadi sasaran serangan laser di perairan yang disengketakan, diyakini dilakukan dari kapal-kapal milisi China di sana.
Simak berita lainnya dari ABC Indonesia.